Monday, December 14, 2015

Bikin Gereja Hangat (2)


Paus dan Presiden Sri lanka


Pada tulisan pertama, saya paparkan orang Katolik yang umumnya tidak saling mengenal di gereja, di kota besar. Cukup menarik kalau kita mau mempelajari psikologi dari pertemuan sekilas antara dua orang yang saling tidak kenal.  

Beberapa tahun lalu ada penelitian seperti itu oleh ahli psikologi, Kip Williams. Dia mencoba pada para pejalan kaki yang tidak dikenal. Sementara berpapasan, peneliti akan melakukan salah satu dari tiga hal ini:

  • Melihat sekilas pada mereka,
  • Mengangguk sedikit dan senyum, atau,
  • Melewati mereka seolah-olah mereka tidak ada.

Peneliti lain kemudian mewawancarai para pejalan kaki itu…  Hasilnya, anggukan dan senyuman sedikit itu dapat membawa pengaruh besar pada orang asing yang lewat tadi. 

Kita dapat mempengaruhi secara positif kehidupan orang lain hanya dengan senyum dan anggukan. Dan perubahan emosi ini dapat menular pada teman dari teman dari teman orang tadi.
 
Kalau di kehidupan awam biasa saja itu begitu berguna, mengapa kita di gereja tidak melakukannya? Dan umat tidak diminta melakukannya? 

Kita dapat membuat perubahan besar. Hanya dengan senyum dan anggukan.

Saya jadi ingat waktu saya berkunjung ke vihara Budha terbesar di Asia Tenggara di Batam.  Luas sekali. Banyak murid yang tinggal di situ; mungkin semacam seminari. Uniknya, tiap kali saya berjumpa dengan mereka, mereka selalu memberi salam dengan katupan tangannya. Meski saya sama sekali tidak kenal mereka. Saya ini ternyata masih manusia, bukan angin lalu…

Mari kita tiru kebiasaan bagus ini. Paroki mana yang mau memulai? Cuma perlu sapaan dan senyuman.

*****************
Diskusi:

Ada yang agak ragu, apa ini bukan hanya basa basi saja? Mungkin tidak, kalau melihat dari penelitian2 psikologi yang telah ada. Kalau “basa basi” bisa membuat perubahan positif pada suasana batin pada orang, mengapa tidak? Meski mungkin tidak pada semua orang.

****************

No comments:

Post a Comment