Monday, March 10, 2025

Definisi "Rumah Sakit" menurut Paus Fransiskus

Paus Fransiskus kini sedang sakit berat. Di ICU. Karena radang paru. Dalam keadaan inilah dia menyempatkan diri menulis pesan indah ini...


"Dinding rumah sakit telah mendengar lebih banyak doa yang tulus dibandingkan dinding gereja (atau mesjid) ...

Dinding ini telah menyaksikan lebih banyak ciuman yang jujur dibandingkan bandara...

Di rumah sakit, kita melihat seorang pembenci LGBT diselamatkan oleh dokter gay.
Seorang dokter yang berada menyelamatkan nyawa seorang pengemis...

Di unit perawatan intensif, seorang Yahudi merawat seorang rasis yang membencinya...
Seorang polisi dan seorang tahanan berbaring di ruangan yang sama, menerima perawatan yang sama...

Seorang pasien kaya menunggu transplantasi hati, bersiap menerima organ dari seorang donor miskin...

Di saat-saat seperti inilah, ketika rumah sakit menyentuh luka manusia, dunia yang berbeda bertemu dalam rancangan ilahi.
Dan dalam pertemuan takdir ini, kita menyadari bahwa kalau sendirian, kita bukanlah apa-apa.

Kebenaran sejati manusia, sering kali, hanya terungkap di saat rasa sakit atau ancaman kehilangan seseorang yang tak terhindarkan

Rumah sakit adalah tempat di mana manusia menanggalkan topengnya, menampakkan dirinya apa adanya, dalam esensi paling murninya.

Hidup ini akan berlalu dengan cepat, jadi jangan sia-siakan dengan bertengkar dengan orang lain.
Jangan terlalu banyak mengritik tubuhmu sendiri.

Jangan terlalu sering mengeluh.
Jangan kurang tidur hanya karena tagihan.
Pastikan untuk memeluk orang-orang yang kau cintai.

Jangan terlalu khawatir agar rumah tetap bersih sempurna.
Harta benda harus diperoleh oleh setiap individu—jangan habiskan hidup hanya untuk mengumpulkan warisan.

Kamu menunggu terlalu lama: Natal (juga Lebaran nanti), hari Jumat depan, tahun depan, saat uang cukup, saat cinta tiba, saat segalanya sempurna...

Dengar, kesempurnaan itu tidak ada.
Manusia tidak diciptakan untuk mencapainya, karena kita memang tidak dibuat untuk merasa sepenuhnya utuh di sini.
Di dunia ini, kita hanya diberi kesempatan untuk belajar.

Jadi, manfaatkanlah ujian hidup ini—dan lakukanlah sekarang.

Hormati dirimu, hormati orang lain. Jalani jalanmu sendiri, dan lepaskan jalan yang dipilih orang lain untukmu.

Hormati: jangan berkomentar, jangan menghakimi, jangan mencampuri.

Cintailah lebih banyak, maafkan lebih banyak, peluk lebih banyak, hiduplah lebih dalam!

Dan serahkan sisanya pada Sang Pencipta."

Thursday, February 13, 2025

The Borgias - Video saja

 Dari Facebook

https://www.facebook.com/share/v/15naDad53K/







The Borgias: Kisah Paus Zaman Dulu.

Paus Alexander VI (adegan)

Entah bagaimana... Mungkin wangsit dari atas? Kemarin baca2 FB yang sekarang relatif jarang dibuka. Muncul adegan paus dengan busana serba merah ini. Lihat sekejap... Wah, menarik ini... 

10 tahun lalu, ada teman yang khusus beli buku bergambar tentang paus-paus zaman dulu. Baca ini, katanya (RIP, Eng...). Ogah... Buat apa? Di situ pasti ada juga cerita ini. Tapi saya tidak tertarik... Tapi petikan ini beda sekali... 

The Borgias

The Borgias adalah serial drama sejarah yang tayang dari 2011 hingga 2013 di Showtime. Serial ini mengisahkan kehidupan keluarga Borgia,  keluarga bangsawan Spanyol yang berkuasa di Italia pada akhir abad ke-15. Dipimpin oleh Rodrigo Borgia (diperankan oleh Jeremy Irons), keluarga ini dikenal karena ambisi politik, intrik, dan skandalnya.

Ceritanya...

Serial ini dimulai dengan Rodrigo Borgia yang berhasil menjadi Paus Aleksander VI pada tahun 1492 melalui suap dan manipulasi. Sebagai Paus, ia menggunakan kekuasaannya untuk mengamankan posisi keluarganya dalam politik Italia, sering kali dengan cara yang tidak etis, termasuk pembunuhan dan persekongkolan.

Dua anaknya yang paling terkenal adalah:

  • Cesare Borgia (François Arnaud), seorang kardinal yang akhirnya menjadi panglima perang brutal. Ia terjebak antara panggilannya sebagai rohaniwan dan keinginannya untuk menjadi pemimpin militer.
  • Lucrezia Borgia (Holliday Grainger), putri Rodrigo yang sering dipolitisasi dalam pernikahan demi kepentingan keluarga. Awalnya ia digambarkan sebagai gadis polos, tetapi kemudian menjadi lebih licik seiring waktu.

Tokoh lainnya termasuk Juan Borgia (adik Cesare yang lemah dan arogan), Vannozza dei Cattanei (ibu dari anak-anak Rodrigo), serta Giulia Farnese (selir Rodrigo yang berpengaruh).

Tema dan Gaya

Serial ini penuh dengan politik Vatikan, peperangan, pengkhianatan, dan kisah cinta terlarang. The Borgias juga menampilkan atmosfer renaisans yang kaya dengan kostum dan set yang detail. Dibandingkan dengan Game of Thrones, serial ini lebih berbasis sejarah tetapi tetap menawarkan konflik yang serupa dalam perebutan kekuasaan.

Akhir Serial

Serial ini berakhir pada musim ketiga, meskipun awalnya direncanakan untuk memiliki satu musim terakhir. Kisahnya ditutup dengan kejatuhan Paus Aleksander VI, tetapi tidak sempat menggambarkan akhir dari dinasti Borgia secara keseluruhan.

Meskipun tidak selalu akurat secara sejarah, The Borgias tetap menjadi tontonan menarik bagi penggemar drama politik dan sejarah.

========================

Bagaimana kebenaran sejarah dari kisah itu?

Paus Aleksander VI (Rodrigo Borgia) memang naik takhta kepausan pada tahun 1492 melalui cara yang sangat kontroversial, termasuk dugaan suap dan manipulasi dalam pemilihan konklaf (pemilihan paus oleh kardinal). Sumber sejarah mencatat bahwa Rodrigo Borgia menggunakan kekayaannya yang besar untuk menyuap banyak kardinal agar memilihnya sebagai paus.

Salah satu bukti utama berasal dari laporan sejarawan dan diplomat sezaman, seperti Johann Burchard (seorang pejabat Vatikan), yang mencatat bahwa Borgia memberikan hadiah dan jabatan kepada kardinal yang mendukungnya. Selain itu, ada catatan bahwa beberapa kardinal yang memilihnya menerima tanah, uang, atau jabatan gerejawi yang menguntungkan setelah ia menjadi paus.

Namun, meskipun metode pemilihannya dipertanyakan, Rodrigo Borgia adalah seorang administrator ulung dan strategis yang sangat cerdas. Ia berhasil mempertahankan kekuasaan selama 11 tahun (1492–1503) dan memainkan peran besar dalam politik Italia.

=======================

Potongan video...

Dalam serial The Borgias, ada adegan di mana Girolamo Savonarola, seorang pastor dan reformis radikal dari Firenze (Florence), dibakar hidup-hidup di hadapan Paus Aleksander VI. Adegan ini memang didasarkan pada peristiwa sejarah yang nyata, meskipun ada beberapa dramatisasi.


Siapa Girolamo Savonarola?

Savonarola adalah seorang biarawan Dominikan yang mengkritik keras korupsi dalam Gereja Katolik, termasuk kepausan Rodrigo Borgia. Ia terkenal karena khotbah-khotbahnya yang mengutuk keserakahan, penyimpangan moral, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pemimpin gereja serta kaum bangsawan. Ia juga mengorganisir Bonfire of the Vanities (1497), di mana barang-barang yang dianggap tidak bermoral—termasuk buku, lukisan, dan pakaian mewah—dibakar di alun-alun Firenze.

Eksekusi Savonarola (1498)

Pada tahun 1498, pengaruh Savonarola mulai melemah, dan Paus Aleksander VI akhirnya mengekskomunikasinya serta menganggapnya sebagai bidah. Setelah ditangkap oleh pihak berwenang Firenze, ia disiksa dan akhirnya dijatuhi hukuman mati. Pada 23 Mei 1498, Savonarola dan dua pengikutnya dieksekusi dengan cara digantung dan kemudian dibakar di Piazza della Signoria, Firenze.

Apakah Paus Aleksander VI Hadir Saat Eksekusi?

Tidak, dalam kenyataan sejarah, Paus Aleksander VI tidak menyaksikan eksekusi Savonarola secara langsung. Ia hanya mengirimkan perintah dari Roma. Namun, dalam serial The Borgias, adegan ini dimasukkan untuk memberikan dampak dramatis dan menunjukkan kekuasaan sang paus.

Jadi, meskipun eksekusi Savonarola memang terjadi, detail kehadiran langsung Paus Aleksander VI dalam film adalah fiksi.

Catatan lain

Paus ini terang2an mengaku punya banyak gundik dan  banyak anak (lebih dr tujuh?). Konon dia mengaku dosa menjelang kematiannya. 

Dia juga mengeluarkan surat bermeterai (bula) yang menyetujui perbudakan di Amerika. Seperti biasa, sebagian orang yang percaya Paus tidak pernah salah, mengatakan itu tidak benar. Terjadi kontroversi. 

Pada tahun 1993, Institut Hukum Orang Indian AS meminta Paus Yohanes Paulus II untuk mencabut Inter caetera (bula tadi) dan meluruskan "peristiwa historis yang menyedihkan yang tidak masuk akal ini". Hal ini diikuti oleh seruan serupa pada tahun 1994 oleh Parlemen Agama-Agama Dunia. (Baca Wikipedia bahasa Inggris). 

Catatan saya

*** Beginilah sejarah riel dari gereja kita. Pada zaman nya, pernah begini brutal dan  menyedihkan. Jangan ingkari... Cukup direnungkan... Karena terlalu banyak pihak yang mau menutupi hal buruk di gereja. Dan  dibuka oleh Paus Fransiskus... yang mengingatkan.. Inilah gereja kita... 

Gereja yang ilahi sekaligus "institusi manusia, dengan segala keutamaan dan  dosa2nya..."

 Paus ingin mengingatkan bagian "institusi manusia" tadi yang ingin dilupakan oleh banyak orang... Gereja bisa berdosa. Pemimpin2nya bisa salah dan  berdosa. Paus Fransiskus sendiri selalu bilang, saya orang berdosa. ... Apalagi saya (kalau di zaman itu mungkin sekali ditangkap dan  dibakar hidup2)... Amin


Tambahan

Saat Paus yang diceritakan di atas meninggal, Martin Luther sudah mahasiswa. Keadaan Gereja mirip2 itulah yang dilawan oleh Martin Luther pada tahun 1517, ketika ia memaku 95 Tesis di pintu Gereja Kastil Wittenberg, Jerman. 

Paus Fransiskus sendiri memuji Martin Luther sebagai reformis yang hebat karena Luther memprotes korupsi, keduniawian, keserakahan, dan nafsu berkuasa di dalam Gereja Katolik. 

Oleh Paus Fransiskus, dibuatkan patung Martin Luther untuk disimpan di Vatikan sebagai penghormatan. Juga dikeluarkan perangko Martin Luther untuk Vatikan. 

Semoga "mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau,..." Yohanes 17:21



Saturday, January 11, 2025

Istilah kristiani

 


Di Indonesia, istilah "Kristiani" mulai digunakan oleh kalangan Katolik sekitar tahun 1980-an sebagai alternatif dari istilah "Kristen". Perubahan ini dimaksudkan untuk membedakan antara umat Katolik dan Protestan.

Menurut Ensiklopedia Indonesia, istilah "Kristiani" mulai populer digunakan pada tahun 1985, ketika Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) merekomendasikan penggunaan istilah tersebut.


Sumber:

  1. Ensiklopedia Indonesia.
  2. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
  3. Situs resmi Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).