Aku dipermandikan sejak bayi di gereja ini. Gereja St Antonius di Purbayan, Solo. Dekat Pasar Gede. Sebelah Balaikota. Pusat kota Solo. Km 0 berada tepat di depan Balaikota, 50 meter dari gereja.
Gereja Santo Antonius Padua. Tapi sampai gede, hampir tidak ada yang menyebut Padua. Biasanya Santo Antonius saja (tapi tidak pakai "saja" 😊 ). Sampai lama cari2, ini bener St Antonius Padua apa bukan. Tulisan di sesawi.net jadi meyakinkan aku. Bener. St. Antonius Padua. Yang mengelola gereja ini ordo SJ. Dulu, sekitar tahun 1955 -1959, kepalanya adalah pastor Wakers. Belanda, murah senyum. Rajin mengunjungi umat. Tiap 3 - 4 bulan pasti berkunjung ke rumah... Kardinal Darmo Yuwono juga pernah jadi pastor di situ.
Sebenarnya, soal Padua atau bukan, kalau masih di sana, tinggal cari patung Santo Antonius, langsung akan tahu. Tapi sudah lama tidak ke sana. Sudah lupa. Ke sana juga cuma mampir sebentar... Di situ dulu aku pernah tiap hari misa pagi.
Di situ juga aku mulai mengenal bahwa bangku di gereja itu diberi label nama orang yang menyewa. Mesti bayar tiap bulan. Kalau misa, ada orang yang tidak berhak duduk di situ? Diusir aja baik2... Yang tidak punya uang, berdiri saja. Itu 70 tahun lalu.
Juga baru tahu, kebiasaan Islam memisahkan umat laki dan perempuan itu dulu meniru Gereja Katolik. Di Antonius situ, laki duduk di sisi kiri. Perempuan di sisi kanan dari garis tengah gereja... Ada yang tahu sejarah ini? Hehehe... .... Itu 70 tahun lalu.
Organnya? Masih pakai organ yang dipompa pakai kaki. Belum semenit, pemain harus memompa dengan kakinya. Tahu. Karena dulu ikut koor.
Sampai di Jakarta sekarang ini, gereja juga Santo Antonius. Tapi kata Padua hampir selalu ditambahkan. Namun ...
Banyak sekali umat (mayoritas??) tidak tahu siapa Antonius ini. Pokok-e berdoa minta barang atau kekasih yang hilang supaya kembali. Anak naik kelas. Usaha lancar. Jual rumah supaya laku. Ortu atau anak yang sakit supaya sembuh... dst dst...
Selama di sana (Solo) dan di sini, aku juga tidak pernah dengar romo cerita siapa Antonius itu... Pokok-e rajin ikut novena aja. Nanti doanya terkabul... (Isi doa mirip orang yang berdoa ke kelenteng, 100 m dari gereja itu.? Tiap hari aku main di kelenteng ini... bertahun2... sehingga kenal baik dengan encek tua penunggu kelenteng.)
Diusir dari gereja
Oke. Balik ke gereja Antonius Solo tadi. Sepupu ku bulan lalu jalan2 ke Solo. Nostalgia. Mampir ke gereja. Waktu sampai di pintu, oleh petugas tata laksana (talak) dicegat.
+ Maaf pak... Dilarang pakai celana pendek.
-- Ooo... Maaf. Saya balik hotel dulu.
Dia memang pakai celana pendek. Maka dia pun balik dan ganti pakaian... Ikut misa berikutnya. Seperti aku bilang tadi, mayoritas umat (jangan2 pastor nya juga?) tidak tahu siapa Santo Antonius Padua. Minimal tidak menghayati atau menyadari bagaimana jalan hidupnya.
Anak bangsawan yang jadi pengemis
Antonius adalah anak bangsawan yang membuang kebangsawanan nya untuk menjadi pengikut Santo Fransiskus Assisi. Seperti Fransiskus, dia juga membuang busana mewahnya. Juga sepatu nya. Pakai pakaian pengemis gembel, dan hidup dengan meminta2... Tanpa sepatu (belakangan pakai sandal karena tidak kuat hawa dingin di sana).
Aku membayangkan... Kalau Santo Antonius sendiri masuk ke gereja itu, yang pakai nama nya tanpa izinnya, kemgknan besar dia akan diusir oleh petugas talak. Iya kan? Pakai celana pendek rapi aja diusir. Apalagi pakai baju compang camping, bau, kotor, tanpa sepatu. Waduh... Makhluk apa ini yang berani masuk istana Tuhan tanpa menghormati Tuhan nya... (Seandainya Antonius hidup di zaman sekarang, dan gereja minta izin pakai nama nya, kemgknan besar dia akan minta syarat, jangan mengusir orang yang datang dengan celana pendek. BTW gereja di Singapura banyak orang bercelana pendek. Coba ke sana.)
Ini sekadar renungan setelah dengar cerita sepupu tadi.
Yang baca cerita ini, kalau ada 10 orang, mungkin sekali punya 50 pendapat. Karena manusia bebas berpendapat. Jangankan umat biasa seperti saya. 10 Paus saja bisa punya 10 pendapat atau lebih... Jadi, jangan takut punya pendapat. Kalau merasa pastor dan petugas talak tadi bener, syukur... Kamu berada dalam kelompok mayoritas... Kalau merasa sebaliknya, jangan takut. Kamu minoritas, tapi kamu dibela mati2an oleh Paus Fransiskus.
Atau pendapat mu berada di tengah. Separo2... Juga bener. Tidak usah takut. Semua bener... Kamu benar.
Karena bener atau tidak bener itu tidak penting. Yang penting, punya pendapat. Dan di Gereja Katolik, semua pendapat itu benar... (Terlihat dari sikap para paus, yang semua benar adanya. Yang satu bilang yang bener yang kiri. Yang lain bilang, yang bener yang kanan. Dan disimpulkan semua benar.)
Karena bener atau salah itu tidak penting. Yang penting benar... Hahaha .... Jadi bingung sendiri aku...
Catatan
Dari cerita di atas kita tahu asal kata ordo "saudara hina dina" (OFM) yang sekarang secara fisik tidak hina dina lagi. Ada ordo lain, Karmel "berkasut" dan "tidak berkasut".
Baik hina dina, berkasut atau tidak. Sekarang pokok-e semua harus pakai sepatu. Yang bagus ya. Kalau belum punya uang untuk beli, pinjam 😊
Kalau kamu tidak yakin, berdoalah pada Roh Kudus. Minta penerangan. Setelah itu ambil putusan... (Ini beberapa kali diucapkan Paus Fransiskus)... Dan lakukan perbuatan2 baik... 👍 👍
No comments:
Post a Comment