Wednesday, January 11, 2017

Katolik dan Masyarakat terpencil

Katolik dan Budaya Masyarakat Terpencil.
Poligami? Poliandri? Inses?
==================================



Halo2... Memanggil teman2 dr Jawa yg sdh tua. Krn yg muda mgkn bnyk yg tdk tahu... 😄

Kenal Drupadi, ya? Isteri dr Yudistira, pemimpin Pandawa lima dlm pewayangan. Dia satu2nya wanita yg ikut berkelana di hutan selama 13 tahun (atau 15 ya?) bersama lima bersaudara Pandawa itu. Tahulah Anda, bhw dlm cerita Mahabharata asli versi India, Drupadi itu isteri dr kelima sdr itu? Iya. Dia isteri bersama. Drpd sulit bawa bnyk wanita, bukankah praktis kalau satu saja? 😄

Waktu pertama mendengar ini, 30 th lalu, saya berontak. Mana mgkn! Tapi bukti tertulis mengatakan begitulah halnya. Dan kebiasaan atau budaya ini ternyata masih berlangsung smp skg. Coba buka YouTube, cari "Polyandry in India," akan ketemu bnyk video.

Dua kakak beradik yg hidup rukun dengan satu isteri. 


Budaya ini terutama terdapat di daerah terpencil di lereng Himalaya. Dengan tanah atau lahan yg sempit sekali; bila satu keluarga berbiak menjadi 5 keluarga, tanah yg akan ditanami segitu juga. Maka masyarakat ini akan mati; musnah dlm bebrp generasi. Tdk ada mknan lagi.

Nah, begitu lah, terbentuklah budaya poliandri itu, dan mereka dpt bertahan hidup. Bgmn seandainya 500 th lalu agama Katolik dipeluk dan hukum2nya diikuti dengan taat oleh mereka? Poliandri tdk boleh bukan? Mereka skg sdh punah. Jadi agama Katolik tdk cocok utk masyarakat mereka.

Seleksi alam ala Darwin berperan di sini. Hanya makhluk yg bisa menyesuaikan diri yg akan bertahan hidup. Menyesuaikan diri. Dengan cara apa? Antara lain lewat budaya.

Apa kaitannya, kok tau2 saya membahas ini? Krn hal serupa, sejenis, sedang dihadapi dan dikeluhkan romo2 SCJ yg sedang bertugas di Papua, spt diceritakan oleh romo Hadrianus Wardjito (baca link/tautan di bagian bwh).  Di sini bahkan lebih berat kasusnya. Ada inses, ayah mengawini anak.

Mengapa semua itu terjadi? Jangan sebut sdr2 kita itu biadab. Jangan sebut budayanya terbelakang. Katakan bahwa mereka berhasil bertahan hidup di tengah rimba yg sangat buas, ganas, dengan budaya yang ada itu. Inilah Darwinisme dlm praktek nyata.

Seandainya agama dan hukum2 Katolik dipegang teguh oleh mereka smp di tengah rimba, dengan hanya 10 anggota masyarakat, misalnya? Kalau terus terpencil puluhan atau ratusan tahun, kemungkinan mereka sdh punah.

Bagaimanapun, dulu Tuhan pernah memperbolehkan kawin sedarah (yg dilarang gereja). Waktu itu hanya ada anak2 Adam dan Hawa; dengan siapa mereka akan kawin? 😄

Nah, ini sekarang menjadi tugas para romo SCJ... Bgmn bisa mengawinkan ajaran Gereja Katolik dengan ajaran dan kenyataan Darwin... Mgkn sekali gereja perlu memberi bnyk dispensasi bagi mereka, krn yg membuat hukum gereja bukan dia yg di tengah hutan, melainkan di tengah kemegahan kota Roma.

Selamat berkarya, romo...


** Klik utk Tulisan romo H. Wardjito

No comments:

Post a Comment