Monday, October 19, 2015

Ekaristi, tata cara dan diskusi (2)

Lanjutan dari :

Mari ber-Ekaristi dengan baik dan benar
Silakan klik untuk melihat.

Diskusi


EN :  Patut dihargai. Tapi at most ini cuma pendapat pribadi si penulis. Dan mungkin bukan pendapat paus...
EN :  Yg paling sering aku ributkan, soal sikap pd saat doa bapak kami. Bebrp thn lalu uskup Jkt sdh meminta spt di atas. Tapi smp saat ini tdk ada perubahan. Dan pastor tdk peduli :((... Pdhal bisa diumumkan seblm doa itu, ckp 4 minggu, pasti berubah

http://dominisumus.myspx.org/2013/10/04/st-francis-assisi/
Patung Fransiskus Asisi sebagai pengemis, telanjang kaki, bersama burung2 di dekatnya. Inilah Fransiskus sejati setelah membuang pakaian kebesarannya.

EN :  Lalu soal pakaian.... Please jangan urus soal duniawi beginian. Pasti akan salah (Red. Gereja pernah salah. Baca di sini)... Soal pakaian yg "pantas", aku baru akan menuruti kalau Santo Fransiskus dinyatakan oleh gereja sbg org ngawur setengah sinting, krn buang pakaian mewahnya dan pakai pakaian rombeng tanpa alas kaki.  Dia tdk menghormati ekaristi, sakristi, maka hrs dicabut gelar Santo nya... Dan memang yg satu ini bikin pusing kepala. Maka tdk ada paus yg suka dengan nama dia (mungkin banyak org Katolik juga tdk suka?); kecuali Paus Fransiskus. :)  Kalau suka, mestinya ada paus yg pake namanya dlm 700 thn ini. (Entahlah, mungkin St Fransiskus dulu juga tidak boleh masuk gereja? Hanya duduk di luar gereja? Tidak tahu…)
KHD: Semua yg ditulis ada dalam buku TPE 2005. Kalau soal pakaian, aku setuju agar umat pakai pakaian yg rapi dan pantas, tidak pakai sandal, apa lagi sandal jepit....... Kita hadir dalam perayaan Ekaristi, suatu perjamuan yg agung, sudah sepantasnya kita menghormati Tuhan yg mengundang kita dengan hadir memakai pakaian yg pantas. Kalau misalnya kita diundang presiden atau gubernur aja kita berusaha pakai pakaian yg pantas dan rapi, pakai jas atau setidaknya baju batik yg terbaik.


EN :  @KHD. Maka aku pengen nulis di gereja, umat harap semua rapi dan pakai sepatu (kecuali St. Fransiskus dan pengikutnya)... :))  St. Fransiskus ini memang bikin anyel, menjengkelkan.
SB: Pengikut St Fransiskus...terutama di Indo..apa juga membakar semua pakaian yg bagus2 dan membuang sepatu merek nya....? kalo memang ini dilakukan ....rasanya boleh lah ke gereja pakai pakaian kay pang (pengemis) dan sandal jepit....hehe

EN :  Tdk sendiri kok. Mestinya, awalnya uskup wkt itu juga anyel (mendongkol) sama Fransiskus. Juga Paus Fransiskus skg bikin bingung banyak org... Tdk suka, tapi sungkan utk teriak... Maka wkt itu dikira akan ada perpecahan di gereja... Ternyata tdk terjadi. Paus Fransiskus lbh bnyk pendukung... Coba, maksudnya apa, bilang "betapa aku mendambakan gereja miskin, utk org miskin"... Bingung, kan... Nyebelin  :)
S B: Mungkin maksudnya....agar kita yang Katholik ini...jangan jor2an bikin gereja yang mewah2, pakai Ac, proyektor dll. Tapi kalau di Jakarta yang panasnya spt ini kalau tidak pakai AC lalu bagaimana… keringat bercucuran kan… kalau di Eropa gitu, cuaca adem… hehe.
KHD: Yang aku maksud adalah sikap kita sendiri sbg umat dalam menanggapi undangan Tuhan utk mengkuti perayaan Ekaristi Kudus. Aku liat di daerah2 terutama di Sumut, NTT dll. Mereka adalah petani2, tapi hadir di Perayaan Ekaristi dgn pakaian yg terbaik......
S B: Aku setuju sama KHD....kadang sikap ekstrem sudah tidak jamannya untuk kita2 ini....hehe
RH: Klau saya setuju dng pakaian yg rapi dan bersih,nggak usah yg bagus,yg penting diri kita mengikuti perayaan Ekaristi tsb.tahukan kita menghadap kpd raja diatas sgala raja lho.kita2 ini menghadap penggede saja mesti rapi coba klau mau bertemu dng menteri misalnya nih.berani ndak pakai pak sembarangan dan tdk pakai sepatu.

EN :  Kita hrs pake pakaian terbagus, krn kita akan ke rmh Tuhan. Bapak kita... Tapi kalau aku ke rmh ortu ku, smp sana kalau panas buka baju, pakai singlet :)…... Lalu Tuhan ada di mana2 lho. Kalau ketemu Tuhan, hrs baju bagus. Lha kalau mandi, apa kita tdk ketemu Tuhan... Tuhan ada di segala tempat, termasuk di telapak kaki kita... Atau mgkn tdk ada di situ ya :)… :)... Adanya cuma di atas langit,  maka kalau berdoa, mendongak. Tuhan tdk ada di bagian bwh bumi...?
KHD: @EN: hehehe...... tapi ini konteksnya kan bagaimana kita hadir di Rumah Tuhan memenuhi undangan-NYA mengikuti Perayaan Ekaristi Kudus. Memang, kalau di rumah ketika berdoa malam aku juga pakai piyama...... ok, akhirnya kembali pada suara hati kita masing2....
BS: Berpakaian saat ibadah memang bisa lain lain. Ada yg menganjurkan berpakaian rapi dan lengkap. Tapi ada agama yang saat ibadah diperbolehkan pakai sarung tanpa celana dalam. Gak tahu alasannya.

EN :  @BS. (::jempol) Menunjukkan bhw itu semua buatan manusia alias tradisi saja. Dan tradisi bisa diubah. Dulu kita msh kecil, wanita dan pria duduk terpisah kalau di gereja. Inget?  Seblm itu ada "keharusan" bagi cewek utk pake jilbab/penutup kepala/mantila kalau ke gereja... Cewek macam apa, ke gereja tanpa kerudung, kata Santo Paulus di 1 Kor. 11:2-16. Dan "ajaran" itu dibuang, krn org Kristen bisa dan boleh menafsirkan Injil.
SB: Betul tradisi bisa diubah.....sesuai tuntutan jaman nya......contoh...bahasa Latin di misa....bisa jd bahasa indonesia...maupun bahasa jawa....bahasa inggris dsb nya...dulu imam ngak boleh membelakangi tabernakel....sekarang coba bagaimana..
SB: Di Seoul.....ada sekelompok wanita devosi ke St Maria....kalo ke greja pakai kudung putih....
EN :  (::jempol)
EN : Kremasi misalnya, dulu tidak boleh dilakukan (mungkin orang Katolik yang melakukan waktu itu dikutuk oleh tetangganya), sekarang boleh. Dan di AS, tata caranya sekarang masih ketat banget; bikin aku tersenyum. Mengurus hal-hal duniawi, sering menyebabkan gereja salah.

1 comment:

  1. Yg paling utama itu bukan masalah pakaian dan sepatu yang pantas, tetapi Hati dan Sikap yang pantas,....
    percuma pakai pakaian dan penampilan yang katanya terbagus (seperti org mau ke pesta) tetapi sikap dengan org2 di sampingnya dan di dalam gereja seperti ada Jarak Kaya dan Miskin.

    ReplyDelete