Ringkasan dari tulisan
Daniel Burke, CNN, Editor Agama
Daniel Burke, CNN, Editor Agama
September
1, 2015
- Izin dari uskup tidak lagi diperlukan untuk menghindari ekskomunikasi (pengucilan, dikeluarkan dr gereja)
- Perubahan kebijakan ini hanya berlaku di tahun “Kerahiman/Belas Kasihan” kalendar Gereja Katolik, dari 8 Desember tahun ini sampai 20 November 2016
- Paus tidak mengubah pandangan gereja bahwa aborsi adalah "kejahatan moral"
(CNN) Lagi-lagi Paus Fransiskus mengguncang dunia Katolik pada hari Selasa dengan mengumumkan bahwa wanita yg menyesal krn melakukan aborsi dapat meminta pengampunan dari pastor selama "Tahun Kerahiman" mendatang.
Secara tradisional, orang yang
terlibat dalam aborsi, yang dikutuk sebagai dosa besar oleh gereja, dianggap otomatis
di-ekskomunikasikan (dikeluarkan dari gereja), dan hanya seorang uskup bisa mengangkat larangan tersebut. Pengumuman Paus ini datang hanya beberapa minggu sebelum ia
dijadwalkan untuk mengunjungi Amerika Serikat, di tengah perdebatan sengit tentang
aborsi di AS.
Menurut jajak pendapat baru
yang dilakukan oleh Public Religion Research Institute, 51% dari Amerika
Katolik percaya aborsi harus diperbolehkan secara hukum dalam semua kasus, sementara 45% mengatakan itu
harus tidak boleh dalam semua
kasus. Pada
jam-jam setelah pengumuman Francis ini, umat Katolik di kedua kubu perdebatan itu mencari celah untuk memelintir pernyataan Paus yg populer ini.
Kebijakan baru Paus ini tidak mengubah doktrin gereja, dan secara teknis hanya berlaku untuk Tahun Kerahiman ini.
Kebijakan baru Paus ini tidak mengubah doktrin gereja, dan secara teknis hanya berlaku untuk Tahun Kerahiman ini.
"Saya prihatin akan semua wanita yang pernah menjalani aborsi," Paus melanjutkan. "Saya menyadari adanya tekanan yang menyebabkan mereka untuk mengambil keputusan ini."
Tahun khusus gereja ini dimulai pada tanggal 8 Desember ini sampai 20 November 2016. Seorang pejabat Vatikan mengatakan ada kemungkinan Paus akan memungkinkan kebijakan ini berlaku selamanya.
Mendorong rahmat
Dengan kebijakan aborsi baru, Fransiskus tampaknya menunjukkan adanya "jalan ketiga" untuk memerintah gereja. Dia bergerak ke luar dari retorika saja, tetapi tidak cukup mengubah praktek gereja lama.
Pemimpin gereja di Amerika Serikat mengatakan, banyak uskup Amerika (tambahan, juga di Indonesia) sudah mengizinkan imam mengampuni dosa aborsi dalam Sakramen Pengakuan Dosa. "Hal yang baru adalah bahwa Paus Fransiskus ... membuat izin itu universal," kata Pastor James Martin, pastor Yesuit dan editor American Magazine di New York.
Selama bertahun-tahun, Fransiskus, Paus pertama dari Amerika Latin, adalah uskup agung Buenos Aires, kota dengan banyak umat Katolik miskin. Dalam pernyataannya Selasa ini, Paus mengatakan bahwa ia pernah bertemu "begitu banyak wanita" yang terluka oleh keputusan yang "menyiksa dan menyakitkan" untuk melakukan aborsi itu.
"Pengampunan Tuhan tidak boleh ditolak untuk orang yang telah bertobat," kata Paus.
…
Bagaimanapun, keputusan Paus Fransiskus ini 'tidak mengubah ajaran-ajaran Gereja Katolik tentang beratnya dosa aborsi, yang dalam hukum Gereja sebut sebagai "kejahatan moral."
Banyak uskup di Indonesia, saya kira, sudah mengizinkan imam mengampuni dosa aborsi dalam Sakramen Pengakuan Dosa. Tapi Bapa Suci ingin memanggil lbh bnyk lagi wanita yg meninggalkan gereja krn hal di atas. Semua umat ikut bertugas membawa domba2 yg tersesat utk kembali ke pangkuan Nya...
ReplyDelete