Monday, March 10, 2025

Definisi "Rumah Sakit" menurut Paus Fransiskus

Paus Fransiskus kini sedang sakit berat. Di ICU. Karena radang paru. Dalam keadaan inilah dia menyempatkan diri menulis pesan indah ini...


"Dinding rumah sakit telah mendengar lebih banyak doa yang tulus dibandingkan dinding gereja (atau mesjid) ...

Dinding ini telah menyaksikan lebih banyak ciuman yang jujur dibandingkan bandara...

Di rumah sakit, kita melihat seorang pembenci LGBT diselamatkan oleh dokter gay.
Seorang dokter yang berada menyelamatkan nyawa seorang pengemis...

Di unit perawatan intensif, seorang Yahudi merawat seorang rasis yang membencinya...
Seorang polisi dan seorang tahanan berbaring di ruangan yang sama, menerima perawatan yang sama...

Seorang pasien kaya menunggu transplantasi hati, bersiap menerima organ dari seorang donor miskin...

Di saat-saat seperti inilah, ketika rumah sakit menyentuh luka manusia, dunia yang berbeda bertemu dalam rancangan ilahi.
Dan dalam pertemuan takdir ini, kita menyadari bahwa kalau sendirian, kita bukanlah apa-apa.

Kebenaran sejati manusia, sering kali, hanya terungkap di saat rasa sakit atau ancaman kehilangan seseorang yang tak terhindarkan

Rumah sakit adalah tempat di mana manusia menanggalkan topengnya, menampakkan dirinya apa adanya, dalam esensi paling murninya.

Hidup ini akan berlalu dengan cepat, jadi jangan sia-siakan dengan bertengkar dengan orang lain.
Jangan terlalu banyak mengritik tubuhmu sendiri.

Jangan terlalu sering mengeluh.
Jangan kurang tidur hanya karena tagihan.
Pastikan untuk memeluk orang-orang yang kau cintai.

Jangan terlalu khawatir agar rumah tetap bersih sempurna.
Harta benda harus diperoleh oleh setiap individu—jangan habiskan hidup hanya untuk mengumpulkan warisan.

Kamu menunggu terlalu lama: Natal (juga Lebaran nanti), hari Jumat depan, tahun depan, saat uang cukup, saat cinta tiba, saat segalanya sempurna...

Dengar, kesempurnaan itu tidak ada.
Manusia tidak diciptakan untuk mencapainya, karena kita memang tidak dibuat untuk merasa sepenuhnya utuh di sini.
Di dunia ini, kita hanya diberi kesempatan untuk belajar.

Jadi, manfaatkanlah ujian hidup ini—dan lakukanlah sekarang.

Hormati dirimu, hormati orang lain. Jalani jalanmu sendiri, dan lepaskan jalan yang dipilih orang lain untukmu.

Hormati: jangan berkomentar, jangan menghakimi, jangan mencampuri.

Cintailah lebih banyak, maafkan lebih banyak, peluk lebih banyak, hiduplah lebih dalam!

Dan serahkan sisanya pada Sang Pencipta."

Thursday, February 13, 2025

The Borgias - Video saja

 Dari Facebook

https://www.facebook.com/share/v/15naDad53K/







The Borgias: Kisah Paus Zaman Dulu.

Paus Alexander VI (adegan)

Entah bagaimana... Mungkin wangsit dari atas? Kemarin baca2 FB yang sekarang relatif jarang dibuka. Muncul adegan paus dengan busana serba merah ini. Lihat sekejap... Wah, menarik ini... 

10 tahun lalu, ada teman yang khusus beli buku bergambar tentang paus-paus zaman dulu. Baca ini, katanya (RIP, Eng...). Ogah... Buat apa? Di situ pasti ada juga cerita ini. Tapi saya tidak tertarik... Tapi petikan ini beda sekali... 

The Borgias

The Borgias adalah serial drama sejarah yang tayang dari 2011 hingga 2013 di Showtime. Serial ini mengisahkan kehidupan keluarga Borgia,  keluarga bangsawan Spanyol yang berkuasa di Italia pada akhir abad ke-15. Dipimpin oleh Rodrigo Borgia (diperankan oleh Jeremy Irons), keluarga ini dikenal karena ambisi politik, intrik, dan skandalnya.

Ceritanya...

Serial ini dimulai dengan Rodrigo Borgia yang berhasil menjadi Paus Aleksander VI pada tahun 1492 melalui suap dan manipulasi. Sebagai Paus, ia menggunakan kekuasaannya untuk mengamankan posisi keluarganya dalam politik Italia, sering kali dengan cara yang tidak etis, termasuk pembunuhan dan persekongkolan.

Dua anaknya yang paling terkenal adalah:

  • Cesare Borgia (François Arnaud), seorang kardinal yang akhirnya menjadi panglima perang brutal. Ia terjebak antara panggilannya sebagai rohaniwan dan keinginannya untuk menjadi pemimpin militer.
  • Lucrezia Borgia (Holliday Grainger), putri Rodrigo yang sering dipolitisasi dalam pernikahan demi kepentingan keluarga. Awalnya ia digambarkan sebagai gadis polos, tetapi kemudian menjadi lebih licik seiring waktu.

Tokoh lainnya termasuk Juan Borgia (adik Cesare yang lemah dan arogan), Vannozza dei Cattanei (ibu dari anak-anak Rodrigo), serta Giulia Farnese (selir Rodrigo yang berpengaruh).

Tema dan Gaya

Serial ini penuh dengan politik Vatikan, peperangan, pengkhianatan, dan kisah cinta terlarang. The Borgias juga menampilkan atmosfer renaisans yang kaya dengan kostum dan set yang detail. Dibandingkan dengan Game of Thrones, serial ini lebih berbasis sejarah tetapi tetap menawarkan konflik yang serupa dalam perebutan kekuasaan.

Akhir Serial

Serial ini berakhir pada musim ketiga, meskipun awalnya direncanakan untuk memiliki satu musim terakhir. Kisahnya ditutup dengan kejatuhan Paus Aleksander VI, tetapi tidak sempat menggambarkan akhir dari dinasti Borgia secara keseluruhan.

Meskipun tidak selalu akurat secara sejarah, The Borgias tetap menjadi tontonan menarik bagi penggemar drama politik dan sejarah.

========================

Bagaimana kebenaran sejarah dari kisah itu?

Paus Aleksander VI (Rodrigo Borgia) memang naik takhta kepausan pada tahun 1492 melalui cara yang sangat kontroversial, termasuk dugaan suap dan manipulasi dalam pemilihan konklaf (pemilihan paus oleh kardinal). Sumber sejarah mencatat bahwa Rodrigo Borgia menggunakan kekayaannya yang besar untuk menyuap banyak kardinal agar memilihnya sebagai paus.

Salah satu bukti utama berasal dari laporan sejarawan dan diplomat sezaman, seperti Johann Burchard (seorang pejabat Vatikan), yang mencatat bahwa Borgia memberikan hadiah dan jabatan kepada kardinal yang mendukungnya. Selain itu, ada catatan bahwa beberapa kardinal yang memilihnya menerima tanah, uang, atau jabatan gerejawi yang menguntungkan setelah ia menjadi paus.

Namun, meskipun metode pemilihannya dipertanyakan, Rodrigo Borgia adalah seorang administrator ulung dan strategis yang sangat cerdas. Ia berhasil mempertahankan kekuasaan selama 11 tahun (1492–1503) dan memainkan peran besar dalam politik Italia.

=======================

Potongan video...

Dalam serial The Borgias, ada adegan di mana Girolamo Savonarola, seorang pastor dan reformis radikal dari Firenze (Florence), dibakar hidup-hidup di hadapan Paus Aleksander VI. Adegan ini memang didasarkan pada peristiwa sejarah yang nyata, meskipun ada beberapa dramatisasi.


Siapa Girolamo Savonarola?

Savonarola adalah seorang biarawan Dominikan yang mengkritik keras korupsi dalam Gereja Katolik, termasuk kepausan Rodrigo Borgia. Ia terkenal karena khotbah-khotbahnya yang mengutuk keserakahan, penyimpangan moral, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pemimpin gereja serta kaum bangsawan. Ia juga mengorganisir Bonfire of the Vanities (1497), di mana barang-barang yang dianggap tidak bermoral—termasuk buku, lukisan, dan pakaian mewah—dibakar di alun-alun Firenze.

Eksekusi Savonarola (1498)

Pada tahun 1498, pengaruh Savonarola mulai melemah, dan Paus Aleksander VI akhirnya mengekskomunikasinya serta menganggapnya sebagai bidah. Setelah ditangkap oleh pihak berwenang Firenze, ia disiksa dan akhirnya dijatuhi hukuman mati. Pada 23 Mei 1498, Savonarola dan dua pengikutnya dieksekusi dengan cara digantung dan kemudian dibakar di Piazza della Signoria, Firenze.

Apakah Paus Aleksander VI Hadir Saat Eksekusi?

Tidak, dalam kenyataan sejarah, Paus Aleksander VI tidak menyaksikan eksekusi Savonarola secara langsung. Ia hanya mengirimkan perintah dari Roma. Namun, dalam serial The Borgias, adegan ini dimasukkan untuk memberikan dampak dramatis dan menunjukkan kekuasaan sang paus.

Jadi, meskipun eksekusi Savonarola memang terjadi, detail kehadiran langsung Paus Aleksander VI dalam film adalah fiksi.

Catatan lain

Paus ini terang2an mengaku punya banyak gundik dan  banyak anak (lebih dr tujuh?). Konon dia mengaku dosa menjelang kematiannya. 

Dia juga mengeluarkan surat bermeterai (bula) yang menyetujui perbudakan di Amerika. Seperti biasa, sebagian orang yang percaya Paus tidak pernah salah, mengatakan itu tidak benar. Terjadi kontroversi. 

Pada tahun 1993, Institut Hukum Orang Indian AS meminta Paus Yohanes Paulus II untuk mencabut Inter caetera (bula tadi) dan meluruskan "peristiwa historis yang menyedihkan yang tidak masuk akal ini". Hal ini diikuti oleh seruan serupa pada tahun 1994 oleh Parlemen Agama-Agama Dunia. (Baca Wikipedia bahasa Inggris). 

Catatan saya

*** Beginilah sejarah riel dari gereja kita. Pada zaman nya, pernah begini brutal dan  menyedihkan. Jangan ingkari... Cukup direnungkan... Karena terlalu banyak pihak yang mau menutupi hal buruk di gereja. Dan  dibuka oleh Paus Fransiskus... yang mengingatkan.. Inilah gereja kita... 

Gereja yang ilahi sekaligus "institusi manusia, dengan segala keutamaan dan  dosa2nya..."

 Paus ingin mengingatkan bagian "institusi manusia" tadi yang ingin dilupakan oleh banyak orang... Gereja bisa berdosa. Pemimpin2nya bisa salah dan  berdosa. Paus Fransiskus sendiri selalu bilang, saya orang berdosa. ... Apalagi saya (kalau di zaman itu mungkin sekali ditangkap dan  dibakar hidup2)... Amin


Tambahan

Saat Paus yang diceritakan di atas meninggal, Martin Luther sudah mahasiswa. Keadaan Gereja mirip2 itulah yang dilawan oleh Martin Luther pada tahun 1517, ketika ia memaku 95 Tesis di pintu Gereja Kastil Wittenberg, Jerman. 

Paus Fransiskus sendiri memuji Martin Luther sebagai reformis yang hebat karena Luther memprotes korupsi, keduniawian, keserakahan, dan nafsu berkuasa di dalam Gereja Katolik. 

Oleh Paus Fransiskus, dibuatkan patung Martin Luther untuk disimpan di Vatikan sebagai penghormatan. Juga dikeluarkan perangko Martin Luther untuk Vatikan. 

Semoga "mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau,..." Yohanes 17:21



Saturday, January 11, 2025

Istilah kristiani

 


Di Indonesia, istilah "Kristiani" mulai digunakan oleh kalangan Katolik sekitar tahun 1980-an sebagai alternatif dari istilah "Kristen". Perubahan ini dimaksudkan untuk membedakan antara umat Katolik dan Protestan.

Menurut Ensiklopedia Indonesia, istilah "Kristiani" mulai populer digunakan pada tahun 1985, ketika Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) merekomendasikan penggunaan istilah tersebut.


Sumber:

  1. Ensiklopedia Indonesia.
  2. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
  3. Situs resmi Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

Thursday, September 19, 2024

Skandal Uskup Irlandia

Uskup Irlandia ini Dimakamkan di Ruang Bawah Tanah Katedral

Dengan pemakaman Uskup Eamonn Casey pada tahun 2017 tampaknya berakhir lah skandal perselingkuhannya beberapa tahun sebelumnya. Namun baru-baru ini, muncul tuduhan baru yang meresahkan.


Katedral Galway, tempat Eamonn Casey, seorang klerus yang karismatik tetapi munafik, dimakamkan pada tahun 2017.dari Galway, Irlandia.


18 September 2024

Misa pemakaman untuk Eamonn Casey tampaknya cocok untuk salah satu uskup Katolik paling terkenal di seluruh Irlandia. Kemeriahan pada hari Maret yang sejuk di tahun 2017 itu dihadiri oleh 11 uskup dan 60 pastor, semuanya berpakaian putih, meluncur seolah-olah di udara di lorong tengah katedral yang penuh dengan bangku di Galway.

Kemenyan dan kecanggungan bercampur aduk. Uskup Casey, yang berusia 89 tahun, pernah menjadi pemimpin yang karismatik dan progresif di Keuskupan Galway, di Irlandia Barat. Namun, pada tahun 1992 terungkap bahwa ia telah menjadi ayah dari seorang anak dengan sepupu jauhnya orang Amerika, dan kemudian menolak untuk berhubungan dengan anak laki-lakinya; ini mengguncang negara yang mayoritas beragama Katolik itu dan mengirimnya ke padang gurun.

Pada pemakaman tersebut, seorang rekan uskup menyinggung tindakan Uskup Casey yang "sangat mengecewakan". Kemudian para pengusung jenazah membawa peti jenazahnya ke ruang bawah tanah katedral, yang tampaknya menjadi akhir dari kisah seorang klerus yang karismatik tetapi bermuka dua yang setidaknya melakukan pelanggaran terhadap orang dewasa tanpa paksaan. 

LEWATI IKLAN

Namun masa lalu itu sabar. Pada akhir Juli, tujuh tahun setelah kematian Uskup Casey, TV nasional Irlandia, RTÉ, menayangkan dokumenter televisi yang menyadarkan dan menegaskan bahwa perselingkuhan adalah pelanggaran paling ringan yang ditutup-tutupi oleh uskup itu. Tuduhan yang mengusik, termasuk bahwa ia mulai melakukan pelecehan seksual terhadap keponakannya yang berusia 5 tahun, kini  memicu tuntutan agar jenazahnya dikeluarkan dari ruang bawah tanah — agar ia diusir dari tempat suci yang disediakan untuk para mantan uskup Galway.

        Pemakaman Uskup Casey, Maret 2017. 

Di antara mereka yang mendukung langkah drastis tersebut adalah penyiar Joe Duffy, yang acara radionya yang populer, Liveline , sering kali menyentuh jiwa nasional. Duffy mengatakan bahwa saluran telepon untuk programnya "tiba-tiba seperti terbakar" setelah tuduhan baru tersebut, dengan para penelepon yang marah menuntut uskup untuk mencabut penguburan mantan uskup tadi. 

“Jika Gereja memindahkannya dari makam, itu akan menjadi tindakan besar untuk  penebusan dosa,” kata Duffy. “Namun, mereka tidak mau melakukannya...”

Terhadap dosa-dosa klerus di masa lalu, apakah lebih baik menggali kembali jasad uskup predator itu untuk menebus  dosa gereja? Atau, seperti yang dikatakan beberapa orang, apakah lebih baik membiarkan jasadnya tetap di tempatnya sebagai pengingat abadi untuk pengkhianatan tadi?

LEWATI IKLAN

Dalam keadaan biasa, hierarki Katolik tidak akan peduli terhadap seruan untuk penggalian jenazah. Namun, dengan rilis berita yang luar biasa pada bulan Juli yang memuat judul yang sama luar biasanya — “Pernyataan dari Keuskupan Galway tentang Penguburan Jenazah Uskup Eamonn Casey” — para pemimpin gereja mengisyaratkan pengakuan mereka terhadap masalah yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan doa ini.

                Casey di awal tahun 1980an

Mengakui bahwa ini adalah “isu yang sangat sensitif yang sangat memengaruhi orang dalam berbagai cara, dan memiliki berbagai aspek,” keuskupan mengatakan masalah tersebut akan memerlukan “periode pertimbangan dan konsultasi yang cermat, dan telah dimulai.”

“Waktu dan ruang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat,” lanjut pernyataan keuskupan tersebut. “Kami tidak akan memberikan komentar publik lebih lanjut hingga kami dapat memberikan informasi terbaru.”

LEWATI IKLAN

Tuan Rumah bagi Paus — dan Seorang Munafik

Pada saat Anne Sheridan, seorang reporter veteran, mulai menyelidiki masa lalu Uskup Casey pada tahun 2016, pria itu merupakan perwujudan dari penipuan klerus sekaligus sisa-sisa dari masa Irlandia lainnya.

Pastor yang ada di mana-mana ini mulai terkenal pada tahun 1960-an sebagai pastor yang vokal bagi komunitas emigran Irlandia yang tertindas di London sebelum akhirnya naik jabatan pada tahun 1976 ke jabatan bergengsi sebagai uskup Galway. Secara luas dianggap sebagai perubahan yang menyegarkan dari Katolikisme Irlandia yang represif saat itu, ia berbicara tentang keadilan sosial, bercanda di acara televisi larut malam, dan memacu sedan mahal di sepanjang jalan belakang yang sempit. Ketika Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Irlandia pada tahun 1979, Uskup Casey adalah tuan rumah de facto — tetapi juga seorang munafik.

Pada awal tahun 1970-an, saat menjabat sebagai uskup Kerry, ia berselingkuh dengan sepupu jauhnya Annie Murphy, yang saat itu berusia 25 tahun, yang datang ke Irlandia dari Amerika Serikat untuk memulihkan diri dari keguguran dan perceraian. Ketika Annie kemudian melahirkan putra mereka, Uskup Casey mencoba menekannya agar menyerahkan bayi itu untuk diadopsi dan kemudian mengabaikan keberadaan anak laki-laki itu, sambil secara terbuka mengecam nasib buruk ibu-ibu yang tidak menikah.

Ny. Murphy mengakhiri hubungan mereka dan kembali bersama anak laki-laki itu, Peter, ke Amerika Serikat. Selama bertahun-tahun, uskup mengirim pembayaran tunjangan bulanan. Namun, ketika uskup menolak permintaannya untuk lebih terlibat dalam kehidupan putra mereka, Ny.Murphy mengajukan gugatan paternitas di New York, setelah itu Uskup Casey mengirimkan $100.000 dalam bentuk dana keuskupan untuk pendidikan Peter .

LEWATI IKLAN

Awal tahun 1970-an, saat bertugas di Keuskupan Kerry, Uskup Casey berselingkuh dengan Annie Murphy, sepupu jauhnya, dan mencoba membujuknya untuk menyerahkan bayi mereka, Peter. 

Ny.Murphy membagikan kisahnya pada tahun 1992 dengan The Irish Times yang menyebabkannya dikutuk di beberapa kalangan. Uskup Casey mengundurkan diri, meninggalkan Irlandia dan tak lama kemudian menjalani penebusan dosa sebagai misionaris di Ekuador.

Setelah beberapa waktu di Inggris, ia kembali pada tahun 2006 ke Irlandia yang telah berubah, di mana skandal yang tampaknya tak ada habisnya — termasuk pengungkapan pastor pedofil dan lembaga kejam untuk ibu yang tidak menikah — telah melemahkan pengaruh hierarki Katolik pada kehidupan sehari-hari orang Irlandia.

Pelanggaran yang dilakukan Uskup Casey tampak tidak berarti jika dibandingkan; ia telah berulang kali meminta maaf, dan telah berhubungan kembali dengan putranya. Ketika ia pensiun di komunitas pedesaan Galway di Shanaglish, penduduk setempat merayakan kedatangannya dengan kembang api.

Iklan

LEWATI IKLAN

Uskup tua itu menderita penyakit Alzheimer di panti jompo pada tahun 2016 ketika Ny. Sheridan, sang reporter, menerima surat anonim mengenai pria itu, seseorang yang telah ia dengar ceritanya sepanjang hidupnya. Seperti Uskup Casey, ia tumbuh besar di Kerry, tempat semua orang tahu tentang pastor yang sangat terkenal itu dan perilakunya yang sembrono, yang diabadikan dalam sebuah lagu nakal oleh penyanyi folk Christy Moore .

Gambar

Anne Sheridan, seorang reporter veteran, mulai menyelidiki klaim terhadap Uskup Casey pada tahun 2016 dan mengungkapkan bahwa lima wanita telah mengeluh kepada otoritas gereja karena dilecehkan secara seksual oleh pastor tersebut.

Dokumenter yang ditayangkan pada bulan Juli, “Rahasia Terpendam Bishop Casey,” yang sebagian mengandalkan laporan Sheridan untuk surat kabar Limerick Leader dan Irish Mail on Sunday, mengungkap bahwa lima wanita telah secara independen mengadu kepada otoritas gereja karena telah mengalami pelecehan seksual saat masih anak-anak oleh Bishop Casey. Pengaduan tersebut, yang sudah berlangsung puluhan tahun, melibatkan ketiga keuskupan Irlandia tempat ia bertugas.

Sheridan dan dua produser RTÉ, Roger Childs dan Birthe Tonseth, melaporkan bahwa Keuskupan Galway telah bersikeras selama bertahun-tahun bahwa mereka hanya mengetahui satu tuduhan, yang diajukan ke polisi tetapi tidak berujung pada penuntutan. Namun, akhirnya, keuskupan mengakui memiliki lima tuduhan pelecehan anak dalam berkasnya, selain dua pengaduan dari wanita yang mengatakan bahwa penyalahgunaan kepercayaan oleh uskup telah melibatkan tindakan seksual.

Iklan

LEWATI IKLAN

Sheridan menemukan bahwa satu pengaduan pelecehan anak, yang diajukan pada tahun 2001, telah menghasilkan penyelesaian rahasia, sementara pengaduan lainnya diselesaikan oleh Keuskupan Limerick dengan pembayaran lebih dari $100.000 setelah kematian Uskup Casey.

Dokumenter tersebut berfokus pada Patricia Donovan, keponakan uskup, yang mengatakan bahwa uskup telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya setidaknya selama satu dekade, dimulai saat ia berusia 5 tahun, pada tahun 1960-an. Ia menggambarkan uskup sebagai seorang pedofil pemberani yang "berpikir ia dapat melakukan apa yang ia suka, kapan pun ia suka, dengan cara yang ia suka."

Gambar


Film dokumenter yang ditayangkan pada bulan Juli, “Rahasia Terpendam Uskup Casey,” sebagian didasarkan pada laporan Sheridan untuk Limerick Leader dan Irish Mail pada hari Minggu.Kredit...Paulo Nunes dos Santos untuk The New York Times

Ny.Donovan mengajukan pengaduan kepada polisi dan pejabat gereja di Inggris — tempat tinggalnya — pada akhir tahun 2005, dan kemudian segera setelah itu kepada pihak berwenang di Irlandia. Tuduhannya, yang digambarkan sebagai kredibel oleh konsultan perlindungan anak terkemuka yang muncul dalam film dokumenter tersebut, tidak berujung pada tuntutan pidana. Namun, tuduhan tersebut mendorong pejabat gereja di Inggris untuk mendesak Uskup Casey meninggalkan negara mereka.

Iklan

LEWATI IKLAN

Ia kembali ke Irlandia untuk pensiun, tetapi saat itu Vatikan diam-diam telah membatasi pelayanannya, melarangnya melakukan tugas imamat di depan umum. Ia tetap melakukannya.

Dalam pernyataan tertulis kepada Sheridan, juru bicara Keuskupan Galway mengatakan: “Larangan ini menjadi sumber kemarahan bagi Uskup Casey dan dalam beberapa kesempatan yang didokumentasikan secara publik, diketahui bahwa ia melanggar larangan ini.”

Pengkhianatan Pastoral

Pengungkapan terbaru ini telah memicu kemarahan. Gereja Katolik menutupi kasus pastor pedofil yang sudah menjadi hal yang lumrah di Irlandia, tetapi kasus ini melibatkan seorang uskup terkenal yang di kemudian hari diperlakukan seperti penjahat yang menyenangkan.

“Pengkhianatan adalah kata yang paling sering digunakan saat ini ketika warisan Uskup Casey diangkat,” kata Sheridan.

Iklan

LEWATI IKLAN

Rasa pengkhianatan itu bertambah parah dengan kenangan akan acara pelepasan yang diberikan kepada Uskup Casey oleh hierarki gereja: katedral yang penuh sesak termasuk presiden Irlandia, Michael D. Higgins, sejumlah pastor, dan prosesi pemakaman khidmat menuju ruang bawah tanah eksklusif di bawahnya.

Hanya mereka yang mendalami protokol Katolik yang akan mendeteksi modifikasi ritual yang dirancang untuk mengecilkan statusnya yang tinggi sebagai uskup, atau menyadari ketidakhadiran uskup agung atau perwakilan Vatikan. Ibadah itu berlangsung riuh dan tenang.

Kini, orang-orang kembali menghadiri upacara tersebut dan menuntut agar jenazah Uskup Casey dipindahkan dari tempat peristirahatan terakhir di katedral. Bahkan Perdana Menteri negara itu, Simon Harris, turut memberikan komentar. Ia menyambut baik rencana kepolisian nasional untuk meninjau berkas kasus Casey, dan mendesak Keuskupan Galway "untuk memastikan pertimbangan dan konsultasi lebih lanjut mereka berfokus pada korban."

Gambar

Di antara mereka yang mendukung penggalian jenazah Eamonn Casey adalah Joe Duffy, yang menjadi pembawa acara radio populer di seluruh negeri. Tn. Duffy mengatakan saluran telepon untuk programnya "tiba-tiba terbakar" setelah tuduhan baru itu.Kredit...Paulo Nunes dos Santos untuk The New York Times

LEWATI IKLAN

Sementara itu, Keuskupan Limerick telah menyatakan bahwa pihaknya siap menerima jenazah tersebut, dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa, jika diperlukan, pihaknya “akan bekerja sama sepenuhnya untuk memfasilitasi pemindahan tersebut.”

Sampai hierarki Katolik memutuskan apa yang harus dilakukan, jika ada, Eamonn Casey akan tetap tinggal, di samping jenazah enam uskup lainnya di bawah bangunan suci di kota kuno Galway.

Katedral tersebut, yang sebelumnya dikenal sebagai Katedral Bunda Maria Diangkat ke Surga dan St. Nicholas, merupakan tempat persinggahan favorit Brian Nolan, pemilik tur Galway Walks. Ia telah memandu banyak pengunjung menyusuri jalan-jalan sempit kota dan menyeberangi Sungai Corrib untuk berdiri di bawah bayangannya yang menjulang.

Ia menjelaskan bahwa pembangunannya dimulai pada tahun 1958 di lokasi penjara kota lama. Penjara itu dibangun dengan batu kapur yang digali secara lokal. Lantainya terbuat dari marmer Connemara.

LEWATI IKLAN

Nolan tidak merujuk pada ulama terkenal yang dimakamkan di ruang bawah tanah di bawah marmer itu — meskipun ia punya pendapat: Biarkan saja orang itu di tempatnya.

“Jika saya pernah melihat metafora untuk suatu tempat yang tidak ingin saya kunjungi, itu ada di sana,” katanya. “Tempat itu dingin, tidak disukai, dan tidak dikunjungi.”

Lihat selengkapnya di: Kasus Pelecehan Seksual di Gereja Katolik Roma...


Diambil dan diterjemahkan (bagian belakang oleh Google) dari

https://www.nytimes.com/2024/09/18/world/europe/ireland-bishop-eamonn-casey.html 


**** Kisah yang memuakkan. Entah pada siapa. 



Friday, October 15, 2021

Simbol2 kekuasaan



Dua tahun lalu saya ke Museum Gajah, museum nasional, bersama cucu saya. Saya menemukan gambar ini beserta keterangannya... Sungguh menarik bagi yang mau berpikir.  Inilah keterangan ilmiah tentang mengapa manusia memakai busana atau benda2 tertentu. Berikut kutipannya:

Kekuatan yang dimiliki oleh seorang penguasa  terwakili dalam berbagai  simbol.  Secara umum, simbol tadi adalah benda2 yang dipercaya  mampu meningkatkan karisma  seorang penguasa untuk membuat pengikutnya  percaya bahwa penguasa itu memiliki lebih banyak  kekuatan yang diberikan oleh benda yang dia pakai  atau miliki.   

Simbol-simbol ini ada dalam bentuk  mahkota, singgasana, jubah kerajaan,  senjata, dan benda lain seperti  sebagai tongkat kerajaan, perhiasan, payung kerajaan,  dan regalia yang dianggap  penting.  Jumlah dan bentuk dari simbol2 itu juga sangat banyak  tergantung pada etnis atau  lingkungan kerajaan tertentu.  Ada  yang sederhana, tetapi ada juga yang megah dan luas seperti ditampilkan  oleh para penguasa kerajaan besar  di seluruh nusantara.   

*** Jadi busana dan benda2 simbol tadi dipakai untuk membuat percaya para pengikut bahwa pemakainya memiliki kekuasaan yang lebih dari pada orang biasa. Itulah keterangan sosiologis, psikologis, antropologis dari pemakaian simbol2 tadi.

** Pakai ini untuk merenungkan busana dll. dalam liturgi gereja. 

Wednesday, September 22, 2021

"Itu kerjaan iblis," kata Paus Fransiskus menanggapi serangan dari media Katolik EWTN serta kritikus lainnya.


 

 21 September 2021

Seorang Yesuit di Slovakia bertanya kepada Paus Fransiskus:

+ “Apa kabar?”
-
“Masih hidup, meskipun beberapa orang ingin saya mati, jawab Paus yang bikin terkejut. Bahkan beberapa uskup sedang mempersiapkan konklaf, sambungnya.

“Masih hidup, meskipun beberapa orang ingin saya mati...

Pernyataan itu bukan satu-satunya informasi mencolok yang diberikan oleh paus selama percakapannya dengan 53 Yesuit dari Slovakia. Mereka bertemu pada 12 September selama kunjungan paus ke negara itu.

Seorang Yesuit lain memberi tahu Paus bahwa di gereja Slovakia sebagian umat menganggapnya kurang lebih sesat, sementara yang lain mengidolakan dia. Para Jesuit mencoba mengatasi perpecahan ini. Dia bertanya kepada Paus, “Bagaimana Anda menghadapi orang-orang yang memandang Anda dengan curiga?”

Paus Fransiskus berkomentar, “Ada, misalnya, sebuah saluran televisi Katolik besar yang tidak ragu-ragu terus-menerus menjelek2kan paus.” Dia berkata: “Saya secara pribadi pantas menerima serangan dan hinaan karena saya orang berdosa, tetapi gereja tidak pantas menerimanya. Itu kerjaan iblis. Saya juga telah mengatakan ini kepada beberapa dari mereka.”

Meski tidak menyebutkan "saluran televisi Katolik besar" mana dalam jawabannya, pernyataannya menunjukkan stasiun yang dia maksud: Grup EWTN dan publikasi terkaitnya, National Catholic Register dan Catholic News Agency, bersama dengan lebih dari 500 afiliasi radionya. Mereka sangat kritis terhadap Paus Fransiskus.

Dalam penerbangannya dari Roma ke Baghdad pada 5 Maret, wartawan dan juru kamera EWTN berkata kepadanya bahwa mereka berdoa untuknya. Paus menjawab bahwa mungkin Bunda Angelica, pendiri EWTN, ada di surga berdoa untuknya, tetapi mereka “harus berhenti menjelek2kan saya.”

Paus Fransiskus mengatakan kepada para Yesuit tadi, bukan hanya saluran televisi Katolik yang berbicara buruk tentang dia. “Ada juga klerus yang melontarkan komentar keji tentang saya,” ujarnya. “Saya terkadang kehilangan kesabaran, terutama ketika mereka membuat penilaian tanpa berdialog yang sebenarnya. Saya tidak bisa melakukan apa-apa di sana. Namun, saya terus berjalan tanpa memasuki dunia ide dan fantasi mereka. Saya tidak ingin memasukinya dan itulah mengapa saya lebih memilih untuk berkhotbah.”

Fransiskus menambahkan, “Beberapa orang menuduh saya tidak berbicara tentang hal-hal kudus. Mereka mengatakan saya selalu berbicara tentang masalah sosial dan bahwa saya seorang Komunis. Namun saya menulis seluruh nasihat apostolik tentang kekudusan, 'Gaudete et Exsultate.'”

“Ada juga klerus yang melontarkan komentar keji tentang saya. Saya terkadang kehilangan kesabaran...”

Mengomentari keputusannya untuk mengeluarkan “Traditionis Custodes,” yang membatasi perayaan Misa dan liturgi Latin Tridentine, Paus Fransiskus berkata, “Saya berharap bahwa dengan keputusan untuk menghentikan ritus kuno kita dapat kembali ke niat Benediktus XVI dan Yohanes Paulus II yang sebenarnya,” yang berharap untuk mempertahankan kesatuan gereja dan menyembuhkan perpecahan dengan menyetujui perayaan Misa pra-Vatikan II.

Paus Fransiskus menegaskan kembali bahwa keputusannya adalah “hasil konsultasi dengan semua uskup di dunia yang dibuat tahun lalu,” yang, katanya dalam sebuah catatan yang menyertai keputusan itu, menunjukkan kepadanya bahwa kesempatan untuk merayakan Misa Tridentin, dimaksudkan untuk mendorong persatuan, malah "dieksploitasi" untuk meningkatkan perpecahan gereja.

Berbicara kepada para Yesuit Slovakia, paus berkata, “Mulai sekarang yang ingin merayakan dengan vetus ordo [bentuk Misa yang lama] harus meminta izin dari Roma seperti yang dilakukan dengan biritualisme,” yaitu izin untuk merayakan dalam dua ritus yang berbeda, seperti ritus Bizantium dan Romawi.

“Ada orang-orang muda yang setelah sebulan ditahbiskan pergi ke uskup untuk meminta [izin merayakan Misa Tridentin],” lanjut paus. “Ini adalah fenomena yang menunjukkan bahwa kita berjalan mundur.”

Dia kemudian cerita. Seorang kardinal dikunjungi oleh dua imam yang baru ditahbiskan meminta izin untuk belajar bahasa Latin. Dengan rasa humor, dia menjawab, Tetapi ada banyak orang Hispanik (etnik Spanyol) di keuskupan! Belajar bahasa Spanyol untuk bisa berkhotbah. Kemudian, setelah Anda belajar bahasa Spanyol, kembalilah kepada saya, dan saya akan memberi tahu Anda berapa banyak orang Vietnam yang ada di keuskupan, dan saya akan meminta Anda untuk belajar bahasa Vietnam. Kemudian, ketika Anda telah belajar bahasa Vietnam, saya akan memberi Anda izin untuk belajar bahasa Latin.”

Fransiskus mengatakan bahwa kardinal menjadikan para imam muda itu mendarat; dia membuat mereka kembali ke bumi.

“Saya maju, bukan karena saya ingin memulai revolusi,” katanya. “Saya melakukan apa yang saya rasa harus saya lakukan. Dibutuhkan banyak kesabaran, doa dan banyak amal.”

Jesuit lain yang pernah tinggal di Slovakia dan Swiss mengatakan kepada paus bahwa dia telah mengalami “kreativitas pastoral” ketika gereja ditekan di bawah pemerintahan Komunis di Slovakia. Tetapi baru-baru ini dia melihat “bahwa banyak orang ingin kembali atau mencari kepastian di masa lalu... Visi gereja apa yang dapat kita ikuti?”

Paus Fransiskus menjawab: “Hidup membuat kita takut…. Kebebasan membuat kita takut. Di dunia yang begitu dikondisikan oleh kecanduan dan pengalaman virtual, itu membuat kita takut untuk bebas.” Dia mengutip sebuah bagian dari adegan “The Grand Inquisitor” dari The Brothers Karamazov karya Fyodor Dostoyevsky, di mana inkuisitor mendekati Kristus dan “mengecam Yesus karena telah memberi kita kebebasan: sedikit roti saja sudah cukup dan jangan lebih.”

“Itulah sebabnya hari ini kita melihat kembali ke masa lalu: untuk mencari keamanan,” kata paus. “Kita takut merayakan [Misa] di hadapan umat Allah yang menatap wajah kita dan mengatakan yang sebenarnya. Itu membuat kita takut untuk maju dalam pengalaman pastoral.

Sumber: https://www.americamagazine.org/faith/2021/09/21/pope-francis-ewtn-critics-241472

 ------

 * Perpecahan di gereja menjadi makin nyata... Dulu orang2 mencela saya (penulis) karena saya dikira membengkokkan kata2 Paus Fransiskus. Semakin hari semakin nyata bahwa  saya tidak salah menafsirkan kata2 Paus. Maka sekarang mereka langsung menyerang Paus Fransiskus dan Gereja !!

** Orang yang mencela paus mengaku berpegang pada hukum2 kanon... Mereka tidak sadar bahwa mereka sendiri secara langsung melanggar hukum kanon itu dengan melawan paus. Umat Katolik punya pemimpin. Namanya Paus. Yang tidak tunduk pada paus, secara otomatis keluar dari Gereja Katolik. Itu hukumnya... (cari sendiri paragraf berapa).

*** Meski usaha paus untuk mengubah gereja begitu gencar, rasanya tidak akan berhasil. Karena gereja telah "begini" selama 1600 tahun. Tidak mudah kembali menjadi gereja yang miskin, yang sederhana, membumi, menekankan menjadi orang Samaria yang berani kotor pakaiannya, tidak mengutamakan liturgi yang mewah, seperti saat gereja perdana, gereja para rasul. Tapi paling sedikit, Paus Fransiskus telah menunjukkan arah  gereja yang benar (berarti yang sekarang sxxxx ?)