Saturday, January 23, 2016

Dasar pikiran “Gereja yang miskin dan untuk orang miskin”




Ensiklik Evangelii Gaudium – Paus Fransiskus
 

Tempat khusus orang miskin dalam umat Allah

197. Allah memiliki tempat khusus untuk orang miskin, sedemikian sehingga dia sendiri "menjadi miskin" (2 Kor 8: 9). Seluruh sejarah penebusan kita ditandai dengan kehadiran orang miskin. Keselamatan datang kepada kita dari (kata) "ya" yang diucapkan oleh seorang gadis kalangan bawah dari kota kecil di pinggiran sebuah kekaisaran besar. Juruselamat lahir di palungan, di tengah binatang2, seperti anak-anak dari keluarga miskin; Ia dipersembahkan di Bait Allah bersama dua ekor burung tekukur, persembahan yang dibuat oleh mereka yang tidak mampu membeli domba (lih Luk 2:24; Im 5:7); Ia dibesarkan di sebuah rumah pekerja biasa dan bekerja dengan tangannya sendiri untuk memperoleh nafkah. Ketika Ia mulai memberitakan Kerajaan (Allah), banyak orang yang tersingkir mengikutinya, menggambarkan kata-kata-Nya: "Roh Tuhan ada pada-Ku, karena Dia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan  kabar baik kepada orang miskin" (Luk 4:18). Dia meyakinkan mereka yang terbebani oleh kesedihan dan hancur oleh kemiskinan bahwa Allah memiliki tempat khusus bagi mereka dalam hatinya: "Berbahagialah kamu yang miskin, kamulah yang empunya Kerajaan Allah" (Luk 6:20); Dia membuat diri-Nya sendiri salah satu dari mereka: "Aku lapar dan kamu memberi Aku makanan untuk dimakan", dan Ia mengajar mereka bahwa belas kasihan terhadap semua ini adalah kunci ke surga (lih Mat 25:5ff).

198. Untuk Gereja, pilihan memilih orang miskin terutama merupakan kategori teologis dan bukan kategori budaya, sosiologis, politik atau filosofis. Allah menunjukkan pada orang miskin "belas kasihan pertamanya". Pilihan ilahi ini memiliki konsekuensi bagi kehidupan iman semua orang Kristen, karena kita dipanggil untuk memiliki "pikiran ... yang terdapat dalam Yesus Kristus" (Flp 2: 5). Dengan ilham ini, Gereja telah membuat pilihan memilih orang miskin yang dipahami sebagai "bentuk khusus dari keutamaan dalam menjalankan amal Kristiani, yang disaksikan oleh seluruh tradisi Gereja". Pilihan ini – seperti telah diajarkan oleh Benediktus XVI –  "tersirat dalam iman Kristen kita dalam Tuhan yang menjadi miskin bagi kita, sehingga dapat memperkaya kita dengan kemiskinan-Nya". Inilah sebabnya mengapa saya ingin Gereja yang miskin dan untuk orang miskin. Mereka (orang miskin) memiliki banyak hal untuk diajarkan pada kita…





Renungan:
Orang miskin memiliki banyak hal untuk diajarkan pada kita, kata Paus... Tapi pernahkah kita minta diajar oleh orang miskin? Pernahkah kita coba memandang kegiatan gereja, misal pembangunan gedung gereja, dari kacamata orang miskin?


 

No comments:

Post a Comment