Orang Belanda juga. Entah bagaimana ejaan yang benar. Dia romo di parokiku waktu aku kecil. Fasih berbahasa Jawa. Dia biasanya kasih kotbah dalam bahasa Jawa (kotbah = homili, baru aku ketahui 4- 5 tahun terakhir; kita orang Katolik senang kasih istilah baru yang muluk2, ya).
Dia periang (bukankah Paus bilang, kita org Kristen harus riang? Krn kita mewartakan kabar gembira). Selalu terlihat senyum simpul kalau dia berjalan ke manapun... Mengapa aku selalu ingat dia? Karena tiap 2- 3 bulan dia akan berjalan kaki, datang ke rumah. Mengobrol dengan orang tuaku, meski ortu sama sekali bukan aktivis di gereja (tiap minggu ke gereja, sih…)
Dari rumahku, dia akan berjalan lagi ke rumah umat Katolik lain. Aku
mendambakan romo seperti itu. Alangkah senangnya, kalau romo2 zaman
sekarang punya waktu untuk kunjungan seperti itu.
Umat banyak? Tidak perlu 2 bulan. Cukup setahun sekali, atau 2 tahun, atau 3 tahun... Tapi mungkin sekarang pekerjaan lebih banyak? Mungkin perlu kurangi seminar2 dll.? Entahlah…
Terima kasih romo... Romo telah memberi teladan pd saya utk jadi orang Katolik yg baik...
Umat banyak? Tidak perlu 2 bulan. Cukup setahun sekali, atau 2 tahun, atau 3 tahun... Tapi mungkin sekarang pekerjaan lebih banyak? Mungkin perlu kurangi seminar2 dll.? Entahlah…
Terima kasih romo... Romo telah memberi teladan pd saya utk jadi orang Katolik yg baik...
No comments:
Post a Comment