Wednesday, October 28, 2015

Dua Uskup Agung baru, pembela orang miskin



Paus Fransiskus bikin kejutan lagi. Dia menunjuk dua uskup agung baru yang memiliki "bau domba."

Yg satu, Matteo Zuppi, seblm ini uskup pembantu di Roma; yg lain, Corrado Lorefice, 53 th, seblm ini cuma pastor paroki di Keuskupan Noto di Sisilia.

Kedua uskup baru ini rohaniawan sederhana, dikenal krn banyak bekerja untuk orang miskin, org yg terbuang dan dalam kesulitan (Zuppi) dan mereka yang terjebak dalam prostitusi dan migran (Lorefice).

Zuppi, 59, dikenal sangat ramah dan baik. Dia dicintai oleh orang-orang miskin, orang buangan, kaum gipsi, dan orang-orang tua yang telantar; ia menghabiskan hidupnya melayani mereka.

Pengangkatan ini meneguhkan visi Paus, gereja untuk orang miskin. Dulu orang yang kurang setuju dgn paus memelesetkan visi itu dengan "berjiwa miskin" (tidak salah sih). Tapi makin lama paus makin jelas menunjuk ke kemiskinan dunia ini. Orang miskin, kere.... Itulah yang perlu dirangkul gereja... Sudahkah itu menjadi pedoman gereja di paroki Anda ?

Edit: artikel semula menyebut "kardinal". Salah baca..

Pembantu Rumah Tangga orang Katolik (3)

Lanjutan dari   Kulit hitam: sering dicambuk oleh orang Kristen.

  • Gaji: Saya tidak bicara mengenai keluarga miskin yang terpaksa memakai dan menggaji pembantu karena keadaan sangat memerlukan. Keluarga itu dengan amat bersusah payah berusaha menggaji pembantunya dari segala kekurangannya... Hemat sini, irit sana, dan akhirnya mereka bisa.
  • Tapi sebagian orang yang mampu, bahkan amat sangat lebih dari mampu, kadang berpikir, kalau gaji bisa lebih rendah mengapa tidak? Toh semua ini hukum pasar. Dia mau, dia senang, aku senang, tanpa paksaan... Maka dicari cara untuk meminimalkan gaji tadi. Aku ambil contoh saja peraturan di Singapura. Karena di sini belum ada peraturan apapun. Sedang digarap LSM (yang mungkin bukan Katolik)... Di sana ada ketentuan, misalnya PRT harus digaji 400 dolar. Nah, bagi sebagian orang Katolik, kalau bisa diatur supaya pembantunya mau menerima 250 dolar, bukankah itu bagus? Dia senang, karena untuk ukuran Indonesia, itu sudah cukup besar. Nyonya majikan juga senang karena ada uang lebih untuk beli parfum Crocodile alias Lacoste atau Elizabeth Arden, tiap bulan. Bukankah kalau kumpul berdoa ke gereja perlu wangi? Juga mungkin uang bisa didermakan ke gereja, karena rumah Tuhan perlu dibuat megah.

    Di sini orang Katolik ini lupa pada ajaran gereja yang dituangkan dalam ensiklik Rerum Novarum (lebih dari 100 tahun lalu) dan Quadragesimo Anno. Intinya, jangan serahkan gaji pada mekanisme pasar! "Toh, tidak dipaksa, dia mau." Itu mekanisme pasar. Apalagi, pada kasus di atas, pembantu tadi telah ditipu karena seharusnya minimal dia memperoleh gaji setara yang ditetapkan negara. Sangat menyedihkan kalau ini dilakukan oleh orang Katolik yang rajin ke gereja. Apa ini terjadi? Coba tanya pada komunitas Katolik di sana...
  • Jadi bagaimana seharusnya orang Katolik menggaji karyawan kecil atau pembantunya? Pertama, ikuti aturan pemerintah (kalau kamu mampu, karena ada yang tidak mampu). Kedua, ingat bahwa pekerja-pekerja terkecil itu adalah perwujudan Kristus di dunia. Yesus sendiri yang bilang, apa yang kau lakukan pada mereka, itu kau lakukan pada Dia. Kalau sabda ini diterima dengan hati terbuka, tak ada keluarga Katolik yang semena2 terhadap pembantu. Pakai "kasih" sebagai dasar utama, maka semua akan gembira (karena "orang Kristen itu gembira," kata Paus)

    Jadi, berapa besar kita harus menggaji pembantu rumah tangga (atau karyawan kecil lainnya)? Terserah seberapa besar kasih Anda pada perwujudan Kristus di dunia ini. Tetangga umumnya memberi 500 ribu misalnya. Kalau pakai mekanisme pasar, jawaban kita sebagai majikan mungkin "saya beri 600 ribu saja; bukankah sudah lebih dari cukup?" Tapi untuk yang sudah berlebih kemampuannya, kenapa tidak lebih besar? Sepuluh kali lipat? Kenapa tidak, kalau mampu? Yang utama, jangan lihat pasar. Jangan lihat berapa besar orang lain membayar.

    Aku mengenal keluarga2 yang menggaji pembantunya dengan baik dan menyekolahkan anak2 pembantunya sampai lulus. Itulah Kristen sejati.Itu penginjilan yang diinginkan oleh Paus Fransiskus sekarang ini. Anggaplah mereka saudaramu sendiri.

Pembantu Rumah Tangga di Rumah Orang Katolik (2)

Lanjutan dari   Kulit hitam: sering dicambuk oleh orang Kristen


  • Tidak boleh istirahat di hari Minggu: Dalam Katekismus Katolik, dalam Kesepuluh perintah Allah ada perintah "Kuduskanlah Hari Tuhan"... Mungkin karena terlalu pendek, banyak orang Katolik mengartikan, hanya orang Kristen yang harus beristirahat pada hari ketujuh, yang sekarang disebut hari Minggu. Orang lain, pembantu di rumah, yang bukan Kristen, kan tidak terikat oleh hukum itu? Benar? Salah...

    Perintah aslinya, yang berasal dari Kitab Keluaran 20:10, mengatakan:
    "tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu."
    Nah, hewan pun tidak diperkenankan untuk bekerja terus menerus, apalagi manusia. Harus ada istirahat. (Mungkin pada perbaikan naskah katekismus yang akan datang, kalimat ini perlu dicantumkan lagi dan tidak terlalu pendek. Mohon Bapa Uskup mengusulkan ke Vatikan.)

    Negara-negara Barat banyak yang punya hukum untuk melindungi pekerja kecil seperti PRT ini. Singapura juga. Ada LSM yang mendorong pemerintah untuk melindungi PRT. Maka akhirnya dibuatlah peraturan bahwa semua PRT di Singapura harus diberi istirahat satu hari seminggu. Sayangnya, kalau tidak salah, ada klausula, pada hari istirahat itu PRT boleh tidak beristirahat kalau ada kompensasi uang. Apa arti uang bagi orang Singapura yang rata2 sangat kaya itu? Mereka negara terkaya ketiga di dunia (dari rata2 kekayaan penduduk). Dengan mudah mereka akan kasih uang, dan PRT tetap "dipenjara" di rumah dengan legal tanpa melawan hukum.

    Tadi aku sebut lembaga2 sosial, LSM, di Singapura yang mengusahakan perbaikan nasib para PRT di Singapura. Apakah itu LSM Katolik? Bukan. Adakah yang menulis beberapa di antaranya mewakili umat Katolik? Tidak... Aduh, sedih... ke mana saja saudara2ku orang Katolik Singapura itu? Apakah mereka tidak ada waktu karena sedang berdoa atau berkotbah tentang cinta kasih?  Gereja sebagai gereja, tidak boleh ikut politik. Tapi sebagai individu, orang Katolik perlu ikut memperjuangkan. Dan perlu berkata saya memperjuangkan karena saya Katolik. Inilah salah satu bentuk penginjilan (evangelisasi) yang diharapkan Paus Fransiskus. "Aku Katolik. Aku membela orang yang miskin dan menderita."

    Aku tidak tinggal di sana, jadi tidak tahu tepat apa yang terjadi. Tapi minimal dari berita koran Straits Times, tidak ada kata "katolik" yang tersisip dalam ulasan2 tentang PRT di sana (karena dulu tinggal di Batam, aku sangat sering ke Singapura, kadang tiap minggu). Dari artikel yang ada, tahun 1987 ada LSM yang aktif membela PRT. Tidak banyak jumlah orangnya; kalau tidak salah cuma 22 orang. Tapi tercatat di situ, dan aku bangga, bahwa sebagian dari mereka mengaku bergerak karena mereka Katolik. Karena pemerintah saat itu sedang sangat keras, mereka ditangkap. bahkan dituduh komunis. Ditahan tidak lama. Tapi tak lama kemudian LSM itu bubar... dan kata "Katolik" tidak tersisip lagi di koran, sampai sekarang (untuk urusan itu).

    Entah bagaimana gerakan umat Katolik di sana saat ini. Juga entah apakah pastor di sana sering mengingatkan umatnya soal ini dalam homili.
  • Di Indonesia sendiri, dalam 10 tahun ini rasanya aku tidak mendengar ada gerakan umat Katolik untuk membela PRT. Entah ada atau tidak ulasan tentang ini (dan cukup sering kah) di majalah Hidup. Juga 10 tahun ini dalam homili aku tidak mendengar kata PRT kecuali saat perayaan Natal atau Paskah 2 - 3 tahun lalu, di mana Pastor Eddy meminta kita menyayangi orang kecil, termasuk pembantu di rumah kita. Aku sangat menghargai itu... Umat perlu bergerak, tapi pastor bisa berpengaruh besar sekali kalau mau menekankan masalah ini berkali-kali dalam homili. Kristus sering sekali kita temui, dalam bentuk pembantu di rumah, office boy di kantor, satpam di lingkungan rumah (atau gereja), penjaja makanan kecil yang lewat di depan rumah, dst.

    Maaf, aku tahu tulisan ini mungkin akan membuat tidak senang sebagian orang, juga saudara2, anak2, menantuku, serta teman2 semua, khususnya ibu2 rumah tangga. Tapi aku harus mengatakan yang seharusnya. 
 Lanjutan: Pembantu Rumah Tangga ... (3)

Pembantu Rumah Tangga di Rumah Orang Katolik (1)

Lanjutan dari  Kulit hitam: sering dicambuk oleh orang Kristen
(Klik untuk baca)

 
Kisah sedih tentang pembantu rumah tangga (PRT) sering terdengar: yang dianiaya sampai cacat, yang dihukum mati, dihukum penjara karena menganiaya majikan atau anak majikan, dst. Kisah mengenaskan sebagai subyek. ataupun obyek. Di luar negeri, maupun dalam negeri.

PRT juga yang, dalam bentuk lebih ringan, kadang diperlakukan mirip budak belian pada masa kini, di sini, oleh sebagian orang Katolik. Begini:


  • Tidak boleh keluar rumah sendiri: Mungkin ada sebagian majikan Katolik yang aktif sekali di gereja, aktif berdoa, rajin pelayanan, daaan .... menerapkan peraturan ini. "Kalau dibiarkan keluar sendirian, nanti dia ke tetangga dan diambil oleh tetangga; saya jadi repot." Begitu alasannya... Tega ya! Demi kepentingan pribadi, kita bikin sengsara sesama manusia, mengambil hak asasinya yang sangat dasar, kebebasan. Atau mungkin majikan Katolik itu berpikir, PRT ini gembira tidak keluar rumah? Bukankah seluruh rumah adem, ada AC, banyak pesawat TV? Semua tersedia buat PRT, kecuali satu, kekebasan. (mirip penjara model baru yang sedang dirintis di Eropa?)

    Apakah kita mengetahui ada kasus ini di lingkungan paroki kita? Tidak tahu? Mungkin perlu bertanya2. Terbuka saja. Siapa tahu ada.. Kalau tahu ada, adakah umat atau salah satu kelompok kategorial, yang giat mengingatkan, itu tidak sesuai dengan jiwa Kristen kita? Kalau Yesus hidup pada masa sekarang, mungkin dia akan menambahkan sabdaNya dalam Matius 25:41 "... enyahlah ke dalam api yang kekal... Sebab ketika aku kesepian, kau mengungkung Aku di rumah.".... Aduh Gusti...

    Aku menyayangi kamu semua sebagai saudaraku, sesama umat Katolik. Jangan sampai itu terjadi padamu. Maka sekali lagi aku mengingatkanmu di sini, lewat tulisan ini. Aku telah berbuat; aku menulis ini; Semoga teman2 di paroki masing2 ikut berbuat, membela kaum tertindas ini. Jangan sampai kejadian budak disiksa itu dibiarkan selama 200 tahun lagi oleh kita semua, gereja, dengan menutup mata. Minimal, buka suara lah...

    Aku mengasihi kamu semua. Menyadari sulitnya hidup tanpa pembantu di dalam rumah. Sungguh berat... Susah... Tapi aku juga mau mengingatkan, ingat sabda Yesus. Apa yg kamu lakukan pada saudara kita yang paling kecil ini, kamu telah melakukannya pada Tuhan Yesus (Matius 25:32-42).
Baca lanjutan : Pembantu Rumah Tangga ... (2)

Monday, October 26, 2015

Kulit hitam: sering dicambuk oleh orang Kristen


Kutipan di bawah ini saya peroleh dari selebaran lewat WA yang tidak saya ketahui sumbernya. Mohon izin dikutip untuk diskusi...
Kencan Dengan Tuhan
Senin, 26 Oktober 2015

Renungan: Seorang kakek berkulit hitam berdiri di depan pintu kantor lembaga Alkitab di Amerika Serikat. Setelah masuk ia bertanya, "Apakah kalian menjual Alkitab?" "Betul, kek," jawab pemuda di balik meja. Kemudian si kakek bercerita, "Aku terlahir sebagai seorang budak dan majikanku melarang aku untuk belajar membaca dan menulis, tetapi aku nekat sehingga seringkali aku dicambuk karena melanggar peraturan.
     Setelah itu aku dan ayahku mengabdi pada anak majikanku yang sudah berkeluarga. Ia mengijinkan budaknya belajar membaca agar bisa membaca Alkitab. Aku senang sekali. Aku membaca Alkitab dan melakukan perintah Tuhan yang aku baca. Sayang sekali aku tidak punya uang untuk membeli Alkitab. Bisakah aku mendapatkan Alkitab dengan bermain suling?" Maka terdengarlah suara suling nan merdu menggema di seluruh ruangan kantor. Pria muda itu segera membuka lemari dan memberikan sebuah Alkitab kepada sang kakek.
     Setelah berhenti bermain suling, sang kakek berkata, "Aku bisa memperolehnya tanpa membayar, nak?" Dengan ramah sang pemuda berkata, "Sesungguhnya kakek sudah membayarnya ketika dulu kakek berani dicambuk hanya karena belajar membaca."
    Begitu indah jika semua orang percaya memiliki kerinduan yang sama untuk membaca firman Tuhan...

Tuhan memberkati.

===================


Begitulah ceritanya.... Dia terlahir sebagai budak, dan majikan saat itu secara legal formal boleh mencambuk sesukanya, karena di dalam hukum, dia bukanlah manusia, melainkan "barang". Dia nekat sering melanggar peraturan, maka sering dicambuk. Untuk saat itu, wajar, biasa, alamiah; dan  kakek ini bercerita mungkin dengan tersenyum. Tapi yang sering dilupakan, majikan pencambuk itu mayoritas orang Kristen. Sebagian Katolik. Karena ini terjadi di AS.

Kisah kakek kulit hitam yang dicambuk itu menjadi pemicu tulisan ini. (Renungan yang saya kira akan tidak berkenan bagi sebagian orang. Untuk itu, mohon maaf sebelumnya.)

Apa yang ingin saya tekankan? Tolong dicatat bhw gereja Katolik kita pada masa itu tdk banyak bersuara tentang pelanggaran perikemanusiaan itu karena dianggap sudah sesuai dengan nilai zaman itu. Siapa yang dimaksud dengan gereja itu?

Gereja adalah kita semua. Orang awam, aktivis gereja, biarawan, sampai paus. Saya mungkin kurang lama mempelajari, tapi yang saya ketahui, secara umum tidak banyak yg dilakukan gereja untuk membela orang kulit hitam yang teraniaya setengah mati (banyak yang sampai mati) pada masa itu. Mungkin, dan pasti, ada pribadi2 Katolik atau non-Katolik yang baik, yang tidak melakukan penganiayaan; tapi sebagai kesatuan umat Katolik (kalau saat ini, mungkin berupa Wanita Katolik, SPSE, Orang Muda Katolik, kelompok kategorial lain, paroki, keuskupan, paus) tidak banyak membela, minimal kurang terdengar upaya mereka, untuk membantu orang tertindas itu. Selama 200 tahun.

Diskusi di group WA pun jadi makin panas; ada yang dengan cepat berkata "Mengapa sih mengungkit2 masa lalu, menyebar kemarahan. Cobalah berdamai dengan masa lalu..." Mungkin maksudnya mari kita bicara yang indah2 saja. Yang enak didengar. Yang membuat hati tenteram, damai, penuh kasih... Saya juga senang bicara yang manis2 seperti itu; tapi saya tidak bisa, kalau masih ada orang menderita, yang kita ketahui menderita, dan kita biarkan sengsara, sementara kita berkotbah menghamburkan kata-kata penuh cinta kasih tentang membantu sesama dst. Bentuk perbudakan itu masih ada, sampai saat ini, sekarang, di sini, di lingkungan kita, juga di lingkungan orang Katolik. Maka saya berkata. AYO BANGUN. Mari kita bantu mereka... Ini tidak bicara peristiwa 100 - 250 tahun lalu. Ini bicara masalah saat ini.

** Sudah lewat jam 12 malam... capek badan dan pikiran... Istirahat dulu...

Lanjutan di sini: Pembantu Rumah Tangga di Rumah Orang Katolik (1)
 

Monday, October 19, 2015

Ekaristi, tata cara dan diskusi (2)

Lanjutan dari :

Mari ber-Ekaristi dengan baik dan benar
Silakan klik untuk melihat.

Diskusi


EN :  Patut dihargai. Tapi at most ini cuma pendapat pribadi si penulis. Dan mungkin bukan pendapat paus...
EN :  Yg paling sering aku ributkan, soal sikap pd saat doa bapak kami. Bebrp thn lalu uskup Jkt sdh meminta spt di atas. Tapi smp saat ini tdk ada perubahan. Dan pastor tdk peduli :((... Pdhal bisa diumumkan seblm doa itu, ckp 4 minggu, pasti berubah

http://dominisumus.myspx.org/2013/10/04/st-francis-assisi/
Patung Fransiskus Asisi sebagai pengemis, telanjang kaki, bersama burung2 di dekatnya. Inilah Fransiskus sejati setelah membuang pakaian kebesarannya.

EN :  Lalu soal pakaian.... Please jangan urus soal duniawi beginian. Pasti akan salah (Red. Gereja pernah salah. Baca di sini)... Soal pakaian yg "pantas", aku baru akan menuruti kalau Santo Fransiskus dinyatakan oleh gereja sbg org ngawur setengah sinting, krn buang pakaian mewahnya dan pakai pakaian rombeng tanpa alas kaki.  Dia tdk menghormati ekaristi, sakristi, maka hrs dicabut gelar Santo nya... Dan memang yg satu ini bikin pusing kepala. Maka tdk ada paus yg suka dengan nama dia (mungkin banyak org Katolik juga tdk suka?); kecuali Paus Fransiskus. :)  Kalau suka, mestinya ada paus yg pake namanya dlm 700 thn ini. (Entahlah, mungkin St Fransiskus dulu juga tidak boleh masuk gereja? Hanya duduk di luar gereja? Tidak tahu…)
KHD: Semua yg ditulis ada dalam buku TPE 2005. Kalau soal pakaian, aku setuju agar umat pakai pakaian yg rapi dan pantas, tidak pakai sandal, apa lagi sandal jepit....... Kita hadir dalam perayaan Ekaristi, suatu perjamuan yg agung, sudah sepantasnya kita menghormati Tuhan yg mengundang kita dengan hadir memakai pakaian yg pantas. Kalau misalnya kita diundang presiden atau gubernur aja kita berusaha pakai pakaian yg pantas dan rapi, pakai jas atau setidaknya baju batik yg terbaik.


EN :  @KHD. Maka aku pengen nulis di gereja, umat harap semua rapi dan pakai sepatu (kecuali St. Fransiskus dan pengikutnya)... :))  St. Fransiskus ini memang bikin anyel, menjengkelkan.
SB: Pengikut St Fransiskus...terutama di Indo..apa juga membakar semua pakaian yg bagus2 dan membuang sepatu merek nya....? kalo memang ini dilakukan ....rasanya boleh lah ke gereja pakai pakaian kay pang (pengemis) dan sandal jepit....hehe

EN :  Tdk sendiri kok. Mestinya, awalnya uskup wkt itu juga anyel (mendongkol) sama Fransiskus. Juga Paus Fransiskus skg bikin bingung banyak org... Tdk suka, tapi sungkan utk teriak... Maka wkt itu dikira akan ada perpecahan di gereja... Ternyata tdk terjadi. Paus Fransiskus lbh bnyk pendukung... Coba, maksudnya apa, bilang "betapa aku mendambakan gereja miskin, utk org miskin"... Bingung, kan... Nyebelin  :)
S B: Mungkin maksudnya....agar kita yang Katholik ini...jangan jor2an bikin gereja yang mewah2, pakai Ac, proyektor dll. Tapi kalau di Jakarta yang panasnya spt ini kalau tidak pakai AC lalu bagaimana… keringat bercucuran kan… kalau di Eropa gitu, cuaca adem… hehe.
KHD: Yang aku maksud adalah sikap kita sendiri sbg umat dalam menanggapi undangan Tuhan utk mengkuti perayaan Ekaristi Kudus. Aku liat di daerah2 terutama di Sumut, NTT dll. Mereka adalah petani2, tapi hadir di Perayaan Ekaristi dgn pakaian yg terbaik......
S B: Aku setuju sama KHD....kadang sikap ekstrem sudah tidak jamannya untuk kita2 ini....hehe
RH: Klau saya setuju dng pakaian yg rapi dan bersih,nggak usah yg bagus,yg penting diri kita mengikuti perayaan Ekaristi tsb.tahukan kita menghadap kpd raja diatas sgala raja lho.kita2 ini menghadap penggede saja mesti rapi coba klau mau bertemu dng menteri misalnya nih.berani ndak pakai pak sembarangan dan tdk pakai sepatu.

EN :  Kita hrs pake pakaian terbagus, krn kita akan ke rmh Tuhan. Bapak kita... Tapi kalau aku ke rmh ortu ku, smp sana kalau panas buka baju, pakai singlet :)…... Lalu Tuhan ada di mana2 lho. Kalau ketemu Tuhan, hrs baju bagus. Lha kalau mandi, apa kita tdk ketemu Tuhan... Tuhan ada di segala tempat, termasuk di telapak kaki kita... Atau mgkn tdk ada di situ ya :)… :)... Adanya cuma di atas langit,  maka kalau berdoa, mendongak. Tuhan tdk ada di bagian bwh bumi...?
KHD: @EN: hehehe...... tapi ini konteksnya kan bagaimana kita hadir di Rumah Tuhan memenuhi undangan-NYA mengikuti Perayaan Ekaristi Kudus. Memang, kalau di rumah ketika berdoa malam aku juga pakai piyama...... ok, akhirnya kembali pada suara hati kita masing2....
BS: Berpakaian saat ibadah memang bisa lain lain. Ada yg menganjurkan berpakaian rapi dan lengkap. Tapi ada agama yang saat ibadah diperbolehkan pakai sarung tanpa celana dalam. Gak tahu alasannya.

EN :  @BS. (::jempol) Menunjukkan bhw itu semua buatan manusia alias tradisi saja. Dan tradisi bisa diubah. Dulu kita msh kecil, wanita dan pria duduk terpisah kalau di gereja. Inget?  Seblm itu ada "keharusan" bagi cewek utk pake jilbab/penutup kepala/mantila kalau ke gereja... Cewek macam apa, ke gereja tanpa kerudung, kata Santo Paulus di 1 Kor. 11:2-16. Dan "ajaran" itu dibuang, krn org Kristen bisa dan boleh menafsirkan Injil.
SB: Betul tradisi bisa diubah.....sesuai tuntutan jaman nya......contoh...bahasa Latin di misa....bisa jd bahasa indonesia...maupun bahasa jawa....bahasa inggris dsb nya...dulu imam ngak boleh membelakangi tabernakel....sekarang coba bagaimana..
SB: Di Seoul.....ada sekelompok wanita devosi ke St Maria....kalo ke greja pakai kudung putih....
EN :  (::jempol)
EN : Kremasi misalnya, dulu tidak boleh dilakukan (mungkin orang Katolik yang melakukan waktu itu dikutuk oleh tetangganya), sekarang boleh. Dan di AS, tata caranya sekarang masih ketat banget; bikin aku tersenyum. Mengurus hal-hal duniawi, sering menyebabkan gereja salah.

Ekaristi, tata cara dan diskusi (1)

Lewat group WA saya menerima pesan di bawah ini. Konon dari webpage Gereja Katolik facebook, tapi saya tidak berhasil menemukan tautan asalnya. Maka saya mohon izin mengutip di sini:

Mari ber-Ekaristi dengan baik dan benar
Agar diperhatikan:


1. Masuk ke Gereja membuat tanda salib. Jgn buru2, tetapi hayatilah dan syukurilah bahwa karena rahmat Baptis anda bisa bergabung ke dlm persekutuan Gereja. Jgn membiasakan memberi air suci pada orang lain dgn mengulurkan jari anda. Ketika anda dibaptis anda dipanggil dgn nama pribadi anda, berarti sgt personal, maka tanda salib jgn dibuat dgn asal2an

2. Perayaan Ekaristi/ Misa Kudus adalah rangkaian doa. Maka tanda salib hanya dilakukan pada AWAL dan AKHIR MISA KUDUS saja yaitu ketika imam memulai dan mengakhiri misa. Jangan buat tanda salib banyak2. Tanda Salib disini menunjuk pada tanda salib biasa dan bukan penandaan dahi, bibir, dan dada dengan salib yg tetap harus dilakukan saan bacaan injil.

3. Ketika doa pembuka, sampaikanlah ujud pribadi anda dalam hati, singkat saja sambil mengaminkan doa yg dibawakan imam. Tuhan sudah tahu masalah anda jadi tidak perlu bertele-tele. Pada zaman dahulu, kesempatan ini diisi dgn doa spontan oleh umat yg hadir, yg akhirnya ditutup oleh imam.(Kesempatan lain yg bisa dilakukan untuk menyampaikan ujud pribadi adalah ketika doa umat, pada waktu yg disediakan).

4. Tanda salib yg dibuat sebaiknya tanda salib besar, yaitu dgn menyentuh pusar (sebagai lambang inkarnasi Kristus). Tidak membuat tanda salib ketika imam memberi absolusi umum ("...semoga Alah mengasihani kita...dst.."), karena yg kita ikuti adalah Misa Kudus bukan Sakramen Tobat. Tidak salah membuat tanda salib dengan menyentuh dada ketika berkata "Putra".

5. Berlutut sebelum duduk, jgn asal2an, jgn hanya membungkuk, kecuali terpaksa. Yang ada di depan anda adalah Kristus sebenar2nya dalam rupa Hosti di Tabernakel. Ingatlah sejenak juga akan inkarnasi Kristus. Hosti dalam Tabernakel, bisa diasosiasikan dgn Kristus dalam rahim Maria. TENTANG PAKAIAN YANG PANTAS untuk menghadap Pencipta anda sendiri yg ada secara fisik di hadapan anda, anda pasti bisa memilihnya bukan?  SEBERAPA SOPAN ANDA BERPAKAIAN MENCERMINKAN SEBERAPA TINGGI PENGHORMATAN ANDA AKAN KRISTUS DALAM TABERNAKEL

6. Nyanyikanlah Tuhan Kasihanilah kami dan Kemuliaan dengan penuh hormat. Harap diingat bahwa Kemuliaan adalah kidung malaikat di padang Efrata ketika kelahiran Kristus. Jadi, mohon dinyanyikan dengan penuh sukacita dan hormat

7. Bacaan kitab suci yg dibacakan dr ambo (mimbar) adalah waktu Allah berbicara dan kita mendengarkan, yaitu menyimak dengan penuh perhatian. Jika paroki anda menyediakan teks misa, anda lebih baik membaca kutipan bacaan sebelum misa dimulai. TATAP lektor/imamnya karena Allah sedang berbicara pada anda.Komunikasi yg baik dalam percakapan adalah SALING MENATAP bukan? PEMBACAAN INJIL -dan bukannya homili - adalah PUNCAK LITURGI SABDA. Harap diingat, suara yg anda dengar adalah Suara Kristus sendiri karena imam bertindak IN PERSONA CHRISTI (mewakili Kristus sepenuh-penuhnya)

8. Mohon menyanyikan KUDUS dengan sepenuh hati, dengan keagungan, jangan asal2an. Dikarenakan bahwa ketika menyanyikan/mengucapkan KUDUS kita bergabung dengan seluruh penghuni surga yang memuji Allah tak henti.

9. Ketika konsekrasi (Inilah TubuhKU, Inilah DarahKu atau ketika Hosti diangkat dan Piala diangkat) anda boleh mengangkat kedua tangan yg terkatup seperti ritus ibadat di pura Hindu, NAMUN SEBENARNYA berlutut sudah merupakan ungkapan PENYEMBAHAN. Yang terpenting ketika konsekrasi adalah anda harus menatapNya. Harap diingat, Suara yg anda dengar (Inilah TubuhKU, Inilah darahKU, adalah Suara Kristus sendiri. Lagi, hal ini dikarenakan Imam bertindak IN PERSONA CHRISTI. Jadi? Tataplah Hosti dan Piala itu dgn penuh hormat, yakinkan pada diri anda kalau itu adalah Kristus sendiri, bukannya sibuk dengan permohonan dalam hati.

10. Ketika imam mengucapkan/menyanyikan : "Dengan perantaraan Kristus, bersama dia, dan dalam Dia...dst..." IKUTILAH DALAM HATI. TATAPLAH HOSTI DAN PIALA YG DIANGKAT. Ketika "AMIN" dinyanyikan (dlm bahasa inggris disebut THE GREAT AMEN"). Mohon dinyanyikan dengan sepenuh hati, dengan suara terindah yg anda miliki. Dikarenakan bahwa THE GREAT AMEN ini adalah PUNCAK LITURGI EKARISTI.

11. Jangan menadahkan tangan seperti imam, pada waktu berdoa atau menyanyikan Bapa Kami. Dikarenakan imam sedang berdoa atas nama Gereja atau IN PERSONA ECCLESIA. Sikap yg benar adalah mengatupkan tangan, tanda berdoa. Hayatilah doa Bapa Kami. Sadarilah bahwa "rezeki" yg anda minta itu terutama adalah "Roti Hidup" dalam Ekaristi. (dlm bahasa aslinya (Aram), doa Bapa Kami menggunakan kata "roti" bukan rezeki. Pun,dalam bahasa latin digunakan kata "PANEM" yg berarti roti.)

12. TIDAK MENGUCAPKAN DOA PRESIDENSIAL (yg boleh diucapkan oleh imam saja) doa: "..jgn perhitungkan dosa kami tetapi perhatikanlah iman GerejaMu" Jika Imam mengucapkan "marilah kita mohon damai Tuhan" dsb sebelum doa ini, bukan berarti kita harus ikut mengucapkan doa ini. Ucapkan dalam hati saja KEMUDIAN DIAMINKAN DENGAN IMAN.

13. Ketika menerima komuni, TATAPLAH terlebih dahulu hosti yg diangkat sebelum ditaruh di tangan anda. AMIN HARUS DIUCAPKAN DENGAN PENUH IMAN.

14. Tidak perlu ikut menghormat ketika imam menghormati Tabernakel dan altar(juga pada waktu awal misa). Tidak masalah jika anda tetap melakukannya karena merupakan kebiasaaan yg saleh. Namun kalau anda menghadiri misa di luar negeri, jangan kaget kalau di negara tertentu praktik ini tidak dilakukan.

15. Tanda salib pada saat keluar Gereja, sebenarnya tidak perlu dilakukan. Tanda salib sebelum anda masuk sebenarnya kurang lebih berfungsi seperti wudhu, yaitu untuk menyucikan (dan mengingatkan akan Baptis). Ketika anda selesai misa, Kristus yang Maha Suci sudah masuk dalam tubuh anda, tidak diperlukan lagi sarana penyucian lain. Namun demikian, tidak ada salahnya kalau dilakukan, asal jgn karena latah, namun harus disertai kesadaran iman, bahwa anda kini diutus untuk mewartakan karya salib Kristus lewat perkataan dan perbuatan.

Anda harus menjadi contoh bagi orang lain. Jangan takut untuk mensosialisasikan hal2 di atas pada siapa saja yg menghadiri misa bersama anda.

Tambahan :
Info ini BUKAN TPE BARU. TPE yg berlaku tetap TPE 2005. Info ini hanya merupakan hasil olahan setelah penulis mengikuti rekoleksi liturgi di salah satu paroki di KAJ oleh komisi liturgi KWI yg pastinya juga berdasarkan TPE 2005. Coba perhatikan dengan seksama bahwa sama sekali tidak ada yg berubah. Yang ditulis di atas lebih ke arah praktikal, terutama bagaimana sebenarnya menghayati apa yg kita lakukan atau katakan atau nyanyikan setiap kali kita menghadiri Misa.

Sampaikan dengan sopan pada saudara dari persekutuan gerejawi lain (Protestan) agar mereka tidak ikut mengambil komuni, namun boleh menerima berkat seperti katekumen yaitu dengan menyilangkan tangan di depan dada, sehingga yang memberikan komuni tahu bahwa dia bukanlah seorang katolik. Walaupun mereka tergabung dalam semacam persekutuan dengan Gereja Katolik berkat Sakramen Baptis, namun komuni hanya diperuntukkan bagi mereka yg berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma (Paus sebagai penerus Petrus), dengan kata lain komuni hanya eksklusif untuk umat Katolik.

Tambahan bagi perempuan katolik: Jangan merasa terhalang menerima komuni jika anda sedang mengalami datang bulan. Tuhan Yesus tidak mempermasalahkan sesuatu yg manusiawi. Konsep terhalang karena datang bulan hanya ada di tetangga seberang.

Salam damai selalu

Saturday, October 17, 2015

Paus dan alien

Makhluk luar angkasa, adakah?



Dlm suatu wawancara baru2 ini, wartawan tanya pd Paus Fransiskus berkaitan dengan penemuan NASA Juli lalu, yakni adanya planet baru, Kepler 452 B, yang menyerupai bumi dalam dimensi dan sifatnya... Mungkinkah ada makhluk lain di alam semesta ini? Alien?

"Jujur saya tidak tahu bagaimana menjawabnya," jawab Paus, lalu meneruskan bahwa pengetahuan ilmiah sampai sekarang blm membuktikan adanya makhluk lain, bukan manusia, yg bisa berpikir di alam semesta ini. Tapi "sebelum benua Amerika ditemukan, kita pikir itu tidak ada, dan ternyata ada."

"Tapi saya selalu berpendapat bahwa kita harus tetap berpegang pada apa yang dikatakan para ilmuwan, dan selalu sadar bahwa Sang Pencipta itu jauh lebih besar dari pengetahuan akal kita."

Paus mengatakan bahwa satu hal yg dia yakin tentang alam semesta dan dunia di mana kita hidup ini adalah bahwa hal itu "bukan hasil dari kejadian kebetulan atau kekacauan," melainkan hasil kecerdasan ilahi. (Red. Diciptakan oleh Tuhan).

Ini adalah hasil "dari kasih Allah yang mengasihi kita, menciptakan kita, menginginkan kita ada, dan tidak pernah meninggalkan kita sendirian," katanya.

Thursday, October 15, 2015

Bayar berapa untuk koor waktu pesta kawin?



Di group WA dikirim satu video; nyanyian Salam Maria menggema dengan amat sangat merdu. Sungguh indah. Hati tergetar, dan meneruskan doa itu di dalam hati. Jarang sekali aku dengar koor yang begitu bagus... Lalu terjadi obrolan ini....



EN. : Koor bagus... (::jempol:)
KBH : (:: tanda hati merah)
EN.: Sayang biasanya lalu dikomersialkan. Kalau utk pesta di luar gereja, OK. Tapi utk di gereja, juga minta bayaran. Mahal lagi (utk kaliber kantongku)...
EN.: Yg miskin, kawin di gereja, jangan harap ada koor... Wis kere meh sok nganggo koor :)) (Red- sudah miskin masih minta koor)...  Mgkn ini salah satu masalah yg oleh Paus Fransiskus disebutnya "betapa aku merindukan gereja miskin utk org miskin..."

OSL: Ngga semua koor begitu Pak , koor saya dari MBK lingk Alfonsus , ngga usah bayar, kl pakai bayaran kita malah ngga usah aja ,,misi cuma Pelayanan.
E.N.: Waduh. Hebat (::dua jempol:) Baru denger nih... Soalnya sama sdr2 sering tanya wkt kawinan. Bayar berapa? Sekian juta, sekian belas juta...
E.N.: Itu koor yg terkenal ktnya

OSL: 100% bener , sy organisnya , kalau pakai bayaran sy angkat kaki...
E.N.: ((:dua jempol)
OSL: Itu koor komersial lain dong Pak sama koor di gereja yg amatiran cuma untuk pelayanan.
E.N.: Lain kali kalau cucuku kawin, panggil km ya  :))
OSL: Boleh, selama lagu bisa , waktu bisa ,,,, ok.
E.N.: Kawinnya 20 th lg.
OSL: Hahaha wis buyuten (Red- sudah gemetar)
E.N.: :))  ... :)
A.S.: Kalau gitu engkonge dulu Pak nya sing kawin perak yo ..he ..he ..he ..

E.N.: Hehehe :)).„ Sptnya paroki mu merupakan kekecualian... Dulu anakku kawin, selalu bayar kok.
OSL: Sy ngga tahu yg bener,,, tapi sy sdh bilang sama temen2 kl bayar2an ngga usah kita bukan tukang ngamen , kita pelayanan.
OSL : Sy ngga tahu tempat koor lain ...
E.N.: Baguuuuus... Nanti aku tulis ini.. Masih ada yg mengutamakan pelayanan.
OSL: Lha iya , mau pelayanan atau mau ngamen.
E.N.: (::jempol)... Di paroki tertentu, wkt panggil koor, kita diminta kasih duit untuk anggota. Kan kalau latihan pake duit utk datang, ktnya... Tapi, latihan di gereja, bayaran masuk kantong.

E.N.: Mbk lingkungan alfonsus di daerah mana ya? Bunda karmel ?
OSL: Di Kemanggisan Pak .Sy ngga tahu unt koor yg lain , sy ngomong koor lingkungan saya..
E.N: (::jempol) Satu utk contoh dulu...

*** Begitulah obrolan hari ini. Ada komentar?

*** Bagaimanapun, saya sangat menghargai pengorbanan para anggota koor gereja. Anda semua telah ikut serta memuliakan Tuhan... Semoga Tuhan memberkati Anda sekeluarga, semua.