Mari ber-Ekaristi dengan baik dan benar
Silakan klik untuk melihat.
Diskusi
EN : Patut dihargai.
Tapi at most ini cuma pendapat
pribadi si penulis. Dan mungkin bukan pendapat paus...
EN : Yg paling sering
aku ributkan, soal sikap pd saat doa bapak kami. Bebrp thn lalu uskup
Jkt sdh meminta spt di atas. Tapi smp saat ini tdk ada perubahan. Dan pastor
tdk peduli :((... Pdhal bisa
diumumkan seblm doa itu, ckp 4 minggu, pasti berubah
EN : Lalu soal pakaian.... Please jangan urus soal
duniawi beginian. Pasti akan salah (Red. Gereja pernah salah. Baca di sini)...
Soal pakaian yg "pantas", aku baru akan menuruti kalau Santo
Fransiskus dinyatakan oleh gereja sbg org ngawur setengah sinting, krn buang
pakaian mewahnya dan pakai pakaian rombeng tanpa alas kaki. Dia tdk menghormati ekaristi, sakristi, maka
hrs dicabut gelar Santo nya... Dan memang yg satu ini bikin pusing kepala. Maka
tdk ada paus yg suka dengan nama dia (mungkin banyak org Katolik juga tdk suka?);
kecuali Paus Fransiskus. :) Kalau suka, mestinya ada paus yg pake namanya
dlm 700 thn ini. (Entahlah, mungkin St Fransiskus dulu juga tidak boleh masuk
gereja? Hanya duduk di luar gereja? Tidak tahu…)
KHD: Semua yg ditulis ada dalam buku TPE 2005. Kalau soal
pakaian, aku setuju agar umat pakai pakaian yg rapi dan pantas, tidak pakai
sandal, apa lagi sandal jepit....... Kita hadir dalam perayaan Ekaristi, suatu
perjamuan yg agung, sudah sepantasnya kita menghormati Tuhan yg mengundang kita
dengan hadir memakai pakaian yg pantas. Kalau misalnya kita diundang presiden
atau gubernur aja kita berusaha pakai pakaian yg pantas dan rapi, pakai jas
atau setidaknya baju batik yg terbaik.
EN : @KHD. Maka aku
pengen nulis di gereja, umat harap semua rapi dan pakai sepatu (kecuali St. Fransiskus
dan pengikutnya)... :)) St. Fransiskus ini memang bikin anyel,
menjengkelkan.
SB: Pengikut St Fransiskus...terutama di Indo..apa juga
membakar semua pakaian yg bagus2 dan membuang sepatu merek nya....? kalo memang
ini dilakukan ....rasanya boleh lah ke gereja pakai pakaian kay pang (pengemis) dan sandal
jepit....hehe
EN : Tdk sendiri kok.
Mestinya, awalnya uskup wkt itu juga anyel (mendongkol) sama Fransiskus. Juga
Paus Fransiskus skg bikin bingung banyak org... Tdk suka, tapi sungkan utk
teriak... Maka wkt itu dikira akan ada perpecahan di gereja... Ternyata tdk
terjadi. Paus Fransiskus lbh bnyk pendukung... Coba, maksudnya apa, bilang
"betapa aku mendambakan gereja miskin, utk org miskin"... Bingung,
kan... Nyebelin :)…
S B: Mungkin maksudnya....agar kita yang Katholik ini...jangan
jor2an bikin gereja yang mewah2, pakai Ac, proyektor dll. Tapi kalau di Jakarta
yang panasnya spt ini kalau tidak pakai AC lalu bagaimana… keringat bercucuran
kan… kalau di Eropa gitu, cuaca adem… hehe.
KHD: Yang aku maksud adalah sikap kita sendiri sbg umat
dalam menanggapi undangan Tuhan utk mengkuti perayaan Ekaristi Kudus. Aku liat
di daerah2 terutama di Sumut, NTT dll. Mereka adalah petani2, tapi hadir di
Perayaan Ekaristi dgn pakaian yg terbaik......
S B: Aku setuju sama KHD....kadang sikap ekstrem sudah tidak
jamannya untuk kita2 ini....hehe
RH: Klau saya setuju dng pakaian yg rapi dan bersih,nggak
usah yg bagus,yg penting diri kita mengikuti perayaan Ekaristi tsb.tahukan kita
menghadap kpd raja diatas sgala raja lho.kita2 ini menghadap penggede saja
mesti rapi coba klau mau bertemu dng menteri misalnya nih.berani ndak pakai pak
sembarangan dan tdk pakai sepatu.
EN : Kita hrs pake
pakaian terbagus, krn kita akan ke rmh Tuhan. Bapak kita... Tapi kalau aku ke
rmh ortu ku, smp sana kalau panas buka baju, pakai singlet :)…... Lalu Tuhan ada di
mana2 lho. Kalau ketemu Tuhan, hrs baju bagus. Lha kalau mandi, apa kita tdk
ketemu Tuhan... Tuhan ada di segala tempat, termasuk di telapak kaki kita...
Atau mgkn tdk ada di situ ya :)…
:)... Adanya cuma di atas
langit, maka kalau berdoa, mendongak. Tuhan
tdk ada di bagian bwh bumi...?
KHD: @EN: hehehe...... tapi ini konteksnya kan bagaimana
kita hadir di Rumah Tuhan memenuhi undangan-NYA mengikuti Perayaan Ekaristi
Kudus. Memang, kalau di rumah ketika berdoa malam aku juga pakai piyama......
ok, akhirnya kembali pada suara hati kita masing2....
BS: Berpakaian saat ibadah memang bisa lain lain. Ada yg
menganjurkan berpakaian rapi dan lengkap. Tapi ada agama yang saat ibadah
diperbolehkan pakai sarung tanpa celana dalam. Gak tahu alasannya.
EN : @BS. (::jempol) Menunjukkan bhw itu semua buatan manusia alias tradisi saja.
Dan tradisi bisa diubah. Dulu kita msh kecil, wanita dan pria duduk terpisah
kalau di gereja. Inget? Seblm itu ada
"keharusan" bagi cewek utk pake jilbab/penutup kepala/mantila kalau
ke gereja... Cewek macam apa, ke gereja tanpa kerudung, kata Santo Paulus di 1 Kor.
11:2-16. Dan "ajaran" itu dibuang, krn org Kristen bisa dan boleh
menafsirkan Injil.
SB: Betul tradisi bisa diubah.....sesuai tuntutan jaman
nya......contoh...bahasa Latin di misa....bisa jd bahasa indonesia...maupun
bahasa jawa....bahasa inggris dsb nya...dulu imam ngak boleh membelakangi tabernakel....sekarang
coba bagaimana..
SB: Di Seoul.....ada sekelompok wanita devosi ke St
Maria....kalo ke greja pakai kudung putih....
EN : (::jempol)
EN : Kremasi misalnya, dulu tidak boleh dilakukan (mungkin orang Katolik yang melakukan waktu itu dikutuk oleh tetangganya), sekarang boleh. Dan di AS, tata caranya sekarang masih ketat banget; bikin aku tersenyum. Mengurus hal-hal duniawi, sering menyebabkan gereja salah.
Yg paling utama itu bukan masalah pakaian dan sepatu yang pantas, tetapi Hati dan Sikap yang pantas,....
ReplyDeletepercuma pakai pakaian dan penampilan yang katanya terbagus (seperti org mau ke pesta) tetapi sikap dengan org2 di sampingnya dan di dalam gereja seperti ada Jarak Kaya dan Miskin.