21 September 2021
Seorang Yesuit di Slovakia bertanya kepada Paus Fransiskus:
+ “Apa
kabar?”
- “Masih
hidup, meskipun beberapa orang ingin saya mati,” jawab Paus yang bikin terkejut. Bahkan beberapa uskup sedang
mempersiapkan konklaf, sambungnya.
“Masih
hidup, meskipun beberapa orang ingin saya mati...”
Pernyataan itu
bukan satu-satunya informasi mencolok yang diberikan oleh paus selama
percakapannya dengan 53 Yesuit dari Slovakia. Mereka bertemu pada 12 September selama kunjungan
paus ke negara itu.
Seorang Yesuit
lain memberi tahu Paus
bahwa di gereja Slovakia sebagian umat menganggapnya kurang lebih sesat, sementara yang lain mengidolakan dia. Para
Jesuit mencoba mengatasi perpecahan ini. Dia bertanya kepada Paus, “Bagaimana Anda menghadapi orang-orang
yang memandang Anda dengan curiga?”
Paus Fransiskus
berkomentar, “Ada, misalnya, sebuah saluran televisi Katolik besar yang tidak
ragu-ragu terus-menerus menjelek2kan
paus.” Dia berkata: “Saya secara pribadi pantas menerima serangan dan hinaan
karena saya orang berdosa, tetapi gereja tidak pantas menerimanya. Itu
kerjaan iblis. Saya juga telah
mengatakan ini kepada beberapa dari mereka.”
Meski tidak
menyebutkan "saluran televisi Katolik besar" mana dalam jawabannya, pernyataannya menunjukkan
stasiun yang dia maksud: Grup EWTN dan publikasi terkaitnya, National
Catholic Register dan Catholic News Agency, bersama dengan lebih dari 500
afiliasi radionya. Mereka
sangat kritis terhadap Paus Fransiskus.
Dalam
penerbangannya dari Roma ke Baghdad pada 5 Maret, wartawan dan juru kamera EWTN berkata kepadanya bahwa mereka berdoa untuknya. Paus menjawab bahwa mungkin Bunda Angelica,
pendiri EWTN, ada di surga berdoa untuknya, tetapi mereka “harus berhenti menjelek2kan saya.”
Paus Fransiskus
mengatakan kepada para Yesuit tadi,
bukan hanya saluran televisi Katolik yang berbicara buruk tentang dia. “Ada
juga klerus yang melontarkan
komentar keji tentang saya,” ujarnya. “Saya terkadang kehilangan kesabaran,
terutama ketika mereka membuat penilaian tanpa berdialog yang sebenarnya. Saya
tidak bisa melakukan apa-apa di sana. Namun, saya terus berjalan tanpa memasuki
dunia ide dan fantasi mereka. Saya tidak ingin memasukinya dan itulah mengapa
saya lebih memilih untuk berkhotbah.”
Fransiskus
menambahkan, “Beberapa orang menuduh saya tidak berbicara tentang hal-hal
kudus. Mereka mengatakan saya
selalu berbicara tentang masalah sosial dan bahwa saya seorang Komunis. Namun
saya menulis seluruh nasihat apostolik tentang kekudusan, 'Gaudete et
Exsultate.'”
“Ada juga klerus yang melontarkan komentar keji tentang saya.
Saya terkadang kehilangan kesabaran...”
Mengomentari keputusannya
untuk mengeluarkan “Traditionis Custodes,” yang membatasi perayaan Misa dan
liturgi Latin Tridentine, Paus Fransiskus berkata, “Saya berharap bahwa dengan
keputusan untuk menghentikan ritus kuno kita dapat kembali ke niat Benediktus
XVI dan Yohanes Paulus II yang sebenarnya,” yang berharap untuk mempertahankan
kesatuan gereja dan menyembuhkan perpecahan dengan menyetujui perayaan Misa
pra-Vatikan II.
Paus Fransiskus
menegaskan kembali bahwa keputusannya adalah “hasil konsultasi dengan semua
uskup di dunia yang dibuat tahun lalu,” yang, katanya dalam sebuah catatan yang
menyertai keputusan itu, menunjukkan kepadanya bahwa kesempatan untuk merayakan
Misa Tridentin, dimaksudkan untuk mendorong persatuan, malah
"dieksploitasi" untuk meningkatkan perpecahan gereja.
Berbicara kepada
para Yesuit Slovakia, paus berkata, “Mulai sekarang yang ingin merayakan dengan
vetus ordo [bentuk Misa yang lama] harus
meminta izin dari Roma seperti yang dilakukan dengan biritualisme,” yaitu izin
untuk merayakan dalam dua ritus yang berbeda, seperti ritus Bizantium dan
Romawi.
“Ada orang-orang
muda yang setelah sebulan ditahbiskan pergi ke uskup untuk meminta [izin
merayakan Misa Tridentin],” lanjut paus. “Ini adalah fenomena yang menunjukkan
bahwa kita berjalan mundur.”
Dia kemudian cerita.
Seorang kardinal dikunjungi oleh
dua imam yang baru ditahbiskan meminta izin untuk belajar bahasa Latin. Dengan
rasa humor, dia menjawab, “Tetapi
ada banyak orang Hispanik (etnik Spanyol) di
keuskupan! Belajar bahasa Spanyol untuk bisa berkhotbah. Kemudian, setelah Anda
belajar bahasa Spanyol, kembalilah kepada saya, dan saya akan memberi
tahu Anda berapa banyak orang Vietnam yang ada di keuskupan, dan saya akan
meminta Anda untuk belajar bahasa Vietnam. Kemudian, ketika Anda telah belajar
bahasa Vietnam, saya akan memberi Anda izin untuk belajar bahasa Latin.”
Fransiskus
mengatakan bahwa kardinal menjadikan para imam muda itu “mendarat”; dia membuat mereka kembali ke bumi.
“Saya maju, bukan
karena saya ingin memulai revolusi,” katanya. “Saya melakukan apa yang saya
rasa harus saya lakukan. Dibutuhkan banyak kesabaran, doa dan banyak amal.”
Jesuit lain yang
pernah tinggal di Slovakia dan Swiss mengatakan kepada paus bahwa dia telah
mengalami “kreativitas pastoral” ketika gereja ditekan di bawah pemerintahan
Komunis di Slovakia. Tetapi
baru-baru ini dia melihat “bahwa banyak orang ingin kembali atau mencari
kepastian di masa lalu... Visi
gereja apa yang dapat kita ikuti?”
Paus Fransiskus
menjawab: “Hidup membuat kita takut…. Kebebasan membuat kita takut. Di dunia
yang begitu dikondisikan oleh kecanduan dan pengalaman virtual, itu membuat
kita takut untuk bebas.” Dia mengutip sebuah bagian dari adegan “The Grand
Inquisitor” dari The Brothers Karamazov karya Fyodor Dostoyevsky, di
mana inkuisitor mendekati Kristus dan “mengecam Yesus karena telah memberi kita
kebebasan: sedikit roti saja sudah cukup dan jangan lebih.”
“Itulah sebabnya
hari ini kita melihat kembali ke masa lalu: untuk mencari keamanan,” kata paus.
“Kita takut merayakan
[Misa] di hadapan umat Allah yang menatap wajah kita dan mengatakan yang sebenarnya. Itu membuat kita takut untuk maju dalam pengalaman pastoral.
Sumber: https://www.americamagazine.org/faith/2021/09/21/pope-francis-ewtn-critics-241472
------
* Perpecahan di gereja menjadi makin nyata... Dulu orang2 mencela saya (penulis) karena saya dikira membengkokkan kata2 Paus Fransiskus. Semakin hari semakin nyata bahwa saya tidak salah menafsirkan kata2 Paus. Maka sekarang mereka langsung menyerang Paus Fransiskus dan Gereja !!
** Orang yang mencela paus mengaku berpegang pada hukum2 kanon... Mereka tidak sadar bahwa mereka sendiri secara langsung melanggar hukum kanon itu dengan melawan paus. Umat Katolik punya pemimpin. Namanya Paus. Yang tidak tunduk pada paus, secara otomatis keluar dari Gereja Katolik. Itu hukumnya... (cari sendiri paragraf berapa).
*** Meski usaha paus untuk mengubah gereja begitu gencar, rasanya tidak akan berhasil. Karena gereja telah "begini" selama 1600 tahun. Tidak mudah kembali menjadi gereja yang miskin, yang sederhana, membumi, menekankan menjadi orang Samaria yang berani kotor pakaiannya, tidak mengutamakan liturgi yang mewah, seperti saat gereja perdana, gereja para rasul. Tapi paling sedikit, Paus Fransiskus telah menunjukkan arah gereja yang benar (berarti yang sekarang sxxxx ?)