Sunday, February 17, 2019

Imam Amal-Baik Ini Diizinkan Paus untuk Membayari Makan Siang, Mengisi Tangki Bensin



Dalam foto 5 Desember ini, Pastor Jim Sichko, tengah, memberi Nicholas Vadi, kiri, selembar uang $ 100 untuk merayakan ulang tahunnya. Sichko adalah misionaris belas kasih kepausan, yang melakukan perjalanan ke negara itu untuk melakukan tindakan kebaikan. (Jae C. Hong / AP)


Pastor Jim Sichko memiliki 50 jemaat dan mandat sederhana dari paus: Pergi lah dan lakukan perbuatan baik.


Itulah sebabnya mengapa pastor Katolik Roma ini berdiri di dekat pintu resto makanan cepat saji Hollywood yang populer di sore hari yang berangin dan hujan deras, membeli makan siang untuk semua orang yang singgah. Keesokan harinya dia akan berada di sebuah pompa bensin di Kentucky, mengisi tanki orang secara gratis. Maka ketika akan ke Arizona - yah, dia tidak yakin apa yang akan dia lakukan di sana, tetapi dia akan memikirkan sesuatu.

Di Starbucks pada Natal yang lalu, ia memberi tip kepada tiap pelayan $ 100 setelah mengetahui tip mereka anjlok.

Sichko adalah misionaris rahmat kepausan, sebuah kelompok beranggotakan 700 orang dari seluruh dunia, termasuk 100 orang dari Amerika Serikat, ditunjuk langsung oleh Paus Fransiskus dalam perayaan "Jubilee of Mercy" yang dimulai Desember 2015 dan diperpanjang tanpa batas waktu.

Para misionaris ditugasi untuk berkeliling dunia menyebarkan kebaikan, pengampunan, sukacita dan belas kasihan kepada semua orang yang mereka temui. Beberapa merespons dengan menggunakan wewenang yang baru mereka berikan untuk melakukan sakramen pengakuan dosa dan pengampunan dosa praktis di mana saja kapan saja. Misionaris2 lain memberi siaran radio atau retret untuk menyampaikan pesan-pesan gembira.

Sichko, seorang pengkhotbah yang berbasis di Kentucky, punya ide yang berbeda dari yang lain dan meminta izin uskupnya di Lexington untuk ini: Dia akan melakukan perjalanan keliling negaranya dengan melakukan kebaikan secara acak di 50 negara bagian.

Dia menyediakan bahan makanan selama setengah tahun untuk seorang dengan HIV dan membayar layanan medis untuk keluarga Muslim yang dalam kesulitan. Natal ini, dia menuju ke sekolah dasar di Corbin, Ky., Di mana lebih dari seperempat penduduknya hidup dalam kemiskinan. Di sana ia akan mengejutkan 100 siswa sekolah menengah dengan sepeda baru yang mengkilap.

“Pertanyaan pertama yang ditanyakan orang adalah, 'Mengapa kamu melakukan ini?'" Sichko mengatakan di antara gigitan burger keju double-double di restoran In N' Out yang ramai di ujung jalan dari Hollywood Walk of Fame di mana dia baru saja membeli makan siang untuk semua orang.

“Pertanyaan saya,” tambah klerus berusia 51 tahun yang botak dan berkacamata itu sambil tersenyum, “mengapa tidak?"

“Pendekatan saya, saya tidak begitu banyak berbicara tentang firman Tuhan, walaupun saya banyak melakukan itu, tetapi menunjukkan kehadiran Tuhan melalui tindakan kebaikan yang agak mengejutkan orang dan, mungkin menyebabkan mereka berhenti sebentar," katanya. "Atau mungkin, yang saya harap, untuk  kemudian menularkan kebaikan kepada orang lain."

Dia jujur mengatakan gereja itu sendiri memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memulihkan citranya setelah bertahun-tahun ini muncul skandal seks dan pedofilia imam yang dia sebut "mengerikan dan tragis serta menjijikkan."

“Banyak perbaikan yang harus kita lakukan,” katanya, seraya menambahkan bahwa orang-orang yang mengejutkan dengan tindakan kebaikan secara acak tadi dapat menjadi langkah pertama ke arah itu.

Kalau dikatakan dia mengagetkan orang waktu makan siang di In N 'Out, itu sedikit meremehkan.

Seorang wanita, yang menatap pada kerah klerusnya yang putih, bertanya kepada Sichko apakah dia seorang politisi.

"Tidak, saya bukan politisi. Saya Pastor," jawabnya, sambil menggandakan tawanya.

"Mengapa begini," tanya Hardy Patel yang tertegun.

“Entahlah. Saya sedang senang."

"Natal yang lebih awal?"

"Kamu tahu itu. Bayar lebih dahulu."

"Aku juga akan melakukannya, aku akan melakukannya," kata Patel sebelum pergi dengan cheeseburger-nya, lalu berbalik kembali untuk berterima kasih pada Sichko dan foto selfie bersamanya.

"Ini selfie saya bersama Paus," kata Sichko kepada Luis Tostado beberapa menit sebelumnya ketika dia berpose di samping pick up Chevy Silverado milik Tostado.


Pastor Jim Sichko berfoto selfie dengan pria ini setelah membayar makan siangnya di Burger In-N-Out di Hollywood pada 5 Desember. (Jae C. Hong / AP)

Selfie Sichko menunjukkan dia berdiri di sebelah Paus Fransiskus dengan sebotol bourbon Kentucky Pappy Van Winkle yang berusia 23 tahun yang diberikan pastor ini kepada paus saat berkunjung ke Vatikan. Dia tidak yakin apakah paus suka bourbon, tetapi jika tidak, senyum di wajah Paus Fransiskus cukup menunjukkan dia punya selera humor.

Sichko mengatakan dia masih tidak tahu mengapa paus, yang belum pernah bertemu dengannya sampai 2015, memilihnya sebagai misionaris paus untuk belas kasih. Ditahbiskan 20 tahun yang lalu - “Saya selalu ingin menjadi seorang imam, sejak saya masih kecil”. Dia pastor di Gereja Katolik St. Mark di Richmond, Ky., ketika dia mendapat telepon dr paus. 

Sekarang dia menghabiskan lima hari seminggu di jalan untuk membayar burger dan sepeda dan membagikan uang seratus dolar, seperti yang dia selipkan pada Nicholas Vadi yang berusia 17 tahun ketika dia mengetahui remaja itu merayakan ulang tahunnya bersama ibunya di restoran cepat saji.

“Saya mencari gaji saya sendiri, biaya hidup, asuransi, semuanya,” kata Sichko, seraya menambahkan ia mengirimkan “surat permohonan” (donasi) dua kali setahun kepada umat paroki dan sisanya diperoleh dari kegiatan motivator berbayar.

"Lalu saya membagi2kannya," katanya, tertawa.

Baru-baru ini dia mulai memasarkan "Miss Marie's All Natural Spaghetti Sauce" online dan berharap untuk segera bisa masuk ke toko. Tetapi uang dari sini juga digunakan untuk membantu orang lain; diberikan pada rumah sakit Texas yang merawat mendiang ibunya, yang  namanya dipakai untuk sausnya, dan program gereja untuk orang miskin di Appalachia.

Ibu dan sausnya lah, kata Sichko, yang sepertinya memberi dorongan untuk membantu orang lain. Setiap hari Selasa dia menyiapkan satu panci dan menyajikannya di atas pasta untuk makan siang para pengumpul sampah yang kelaparan yang bekerja di lingkungan mereka.

Sekarang dia memanfaatkan itu untuk menjaga ingatannya agar tetap hidup dan untuk membantu menyebarkan Injil kepada umat Katolik dan juga non-Katolik.

“Ini bukan hanya masalah Katolik,” katanya. "Ini persoalan manusia."

Sumber: https://www.mcall.com/news/breaking/mc-nws-good-deed-priest-20181215-story.html

*** Ada baiknya kita juga belajar berbuat baik setiap hari pada semua orang. Tidak harus orang yang kita kenal . tidak harus pakai uang. 

No comments:

Post a Comment