Tuesday, November 15, 2016

Penguburan angkasa - Tibet


Puluhan atau ratusan burung pemakan bangkai di Tibet

Bila Anda suka dengan antropologi, coba buka Youtube dan cari: "sky burial, Tibet". Hanya yang kuat yang saya anjurkan untuk lihat. Karena agak seram.

Mereka punya beberapa kebiasaan untuk menguburkan jenazah. Yang ini, lewat penyerahan jenazah pada burung-burung untuk didaurulang di alam. Untuk mempermudah burung memakan, daging dikoyak dulu oleh petugas penguburan. Bila telah selesai dan tinggal tulang dengan sedikit daging, petugas akan memotong-motong tulang sampai kecil, sehingga mudah ditelan burung ruak2 itu.

Sempurna. Dari alam kembali ke alam. Sadis? Kalau berkata demikian, Anda belum pernah melihat cara penyelesaian kremasi tradisional. 

Pada kremasi cara tradisional, tulang-tulang yang besar juga masih utuh. Maka untuk mempermudah membawa abu dalam kantong atau guci, tulang tengkorak, tulang paha, dll. itu harus ditumbuk dengan palu dalam lumpang. Ya. Tengkorak ibu atau ayah Anda harus Anda palu... Nah. Apa bedanya dengan yang di Tibet? Cara modern lebih praktis. Pakai blender. Cara ini sepertinya lebih "manusiawi".  Tapi pada hakikatnya tidak ada bedanya. Hanya kita tidak melihatnya. Menyuruh petugas saja... Persis seperti penguburan jenazah di Tibet tadi, dan kita tidak datang ke situ.

Tulang-tulang akan dihancurkan dalam lumpang.

Ini tidak beradab? Tolong pikirkan. Kalau dikubur, apa yang terjadi dengan jenazah?  Jenazah dimakan oleh hewan-hewan kecil: tikus, cacing, serangga, semut, dan yang terkecil, kuman-kuman. Sama saja. Jenazah akan didaurulang di alam. Cuma kita tidak melihat. Sama dengan penguburan ala Tibet. Dimakan hewan yang lebih besar. Hanya kita tidak datang ke situ. Tidak lihat...

Hewan kecil lebih mulia dari yang besar? Entahlah. Pikir sendiri-sendiri saja...

No comments:

Post a Comment